Thursday, May 2, 2013

ISLAM – Sebuah Tafsiran


Apa yang akan saya tuliskan di sini merupakan sebuah tafsiran terhadap kata ‘Islam’. Islam ditafsirkan oleh seorang “pejuang” sebagai sebuahkepanjangan dari ‘Isine SLAMet’. ‘ISLAM’, oleh beberapa orang,juga merupakan singkatan dari 5 (lima) waktu sembahyang, yaitu ‘Ishak’, ‘Subuh’,‘Luhur’, ‘Ashar’, dan ‘Maghrib’. Bagi si “pejuang”, masing – masing katatersebut memiliki makna tertentu, yang sekali lagi, merupakan penuntun agarmanusia bias selamat hidup di dunia.

1.      ‘Ishak’ – Dikaitkan dengan kata ‘ingsun’dan/atau ‘Wisnu’ [read: WIS maNUnggal]. Dengan kata lain merupakan ‘pancer’dari ‘sedulur papat lima pancer’. Hal ini berarti manusia diharapkan, ataubahkan diminta, untuk selalu ingat bahwa “manungsaurip iku ono sing gawe” – manusia itu merupakan makhluk ciptaan dan sudahseharusnya manusia selalu ingat akan si penciptanya

2.      ‘Subuh’ – Dikaitkan dengan kata‘supiah’ [read: sufia} dan ‘mripat’ yangdalam bahasa Indonesia berarti ‘mata’. Pesan yang ingin disampaikan dari kata ‘subuh’atau ‘supiah’ ini adalah “ojo sik kemilikan duwene liyan”  yang dalam bahasa Indonesianya berarti “janganiri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain”

3.      ‘Luhur’ – Dikaitkan dengan kata‘aluamak’ [read: al’wamah] dan ‘cangkem’ (mulut). Ada 2 (dua) hal yangberkaitan dengan ‘aluamak’, yaitu
a.      manusiadiharapkan agar selalu berpuasa atau mengerem hawa nafsu makan yang berlebihan,dan
b.     nasihat agar “manusia selalumengunyah makanan dengan perlahan hingga makanan tersebut hancur sempurna(halus); tuntunan dari nasihat ini adalah agar “kawruh dionceki sing alus” atau mengupas segala hal yang kitaketahui sedalam – dalamnya

4.      ‘Ashar’– Kata ini dikaitkan dengan kata ‘amarah’ dan ‘kuping’ atau ‘telinga’. Kaitan antara‘amarah’ dan ‘telinga’ adalah nasihat atau tuntunan yang berbunyi “ojo ngrungokke sing olo” (janganmendengar hal yang buruk – buruk) dan kalaupun mendengar hal yang buruk –buruk, kita diminta untuk menahan amarah kita.

5.      ‘Maghrib’– Kata ini dikaitkan dengan kata  ‘mukmainah’ dan ‘hidung’. Agar hidupmanusia selamat, maka manusia seharusnya “ojongambu elek e liyan” (jangan mencari – cari keburukan orang lain”
 Si ”pejuang”menutup tafsirannya dengan menyatakan bahwa menjadi ‘Islam” adalah melakukankelima hal tersebut di atas dan bukannya semata dengan sembahyang saja.