Thursday, July 18, 2013

Panduan Digiactive untuk Twitter Aktivisme - Andreas Jungherr

Panduan Digiactive untuk Twitter Aktivisme 
Keterangan (bukan bagian dari artikel):
Digiactive merupakan sebuah kelompok yang membantu kegiatan akar rumput di seluruh dunia dalam menggunakan internet dan telepon selular untuk meningkatkan dampak dari kegiatan mereka

oleh Andreas Jungherr, DigiActive, Creative Commons Attribution Non-Commercial 3.0 License Version 1.0 | April 2009
Sepanjang akhir 2007 dan awal 2008 sebuah layanan media sosial muncul di tengah promosi besar – besaran dari para pemasar dan penggemar media sosial. Twitter (http://twitter.com) semenjak itu diadopsi oleh kelompok aktivis di seluruh dunia..           
Twitter merupakan layanan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk menampilkan pesan pendek, hingga 140 karakter panjangnya, mengenai kabar berita (news feed) yang bersifat pribadi. Pengguna dapat memperbaharui feed mereka langsung dari situs web Twitter, atau mereka dapat menggunakan beragam aplikasi komputer dan telepon genggam, termasuk SMS.
Feed ini dapat diakses langsung melalui laman web anggota, tapi Twitter juga memungkinkan penggunanya untuk menerima informasi terbaru dari aplikasi telepon genggam atau komputer yang mereka pilih. Proses sindikasi ini disebut “following” (mengikuti). Jika seorang pengguna “mengikuti” (follow) feed Twitter dari pengguna lain, dia menerima feed terbaru dari orang tersebut melalui laman web Twitternya, baik melalui aplikasi telepon genggam atau komputer.
Ada aspek komunitas dalam penggunaan Twitter. Masing – masing feed Twitter menyajikan daftar dari pengikut dan yang diikuti pemilik feed. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan pengguna Twitter lainnya dengan minat yang sama.  Karena daftar ini pada dasarnya terbentuk berdasarkan minat, daftar ini menggambarkan gambaran atas komunitas yang ada disekitar feed Twitter secara sekilas.
Awalnya pesan Twitter dirancang untuk menjawab pertanyaan sederhana “Kamu lagi ngapain?” Menciptakan jalan pintas berkomunikasi antar teman agar masing – masing saling tahu apa yang  sedang terjadi dalam kehidupan mereka akhir – akhir ini.
Hal ini tetap menjadi aspek penting dalam layanan ini, serta turut membantu dalam menjelaskan beberapa kesuksesan Twitter dan penyebarannya. Namun, layaknya perangkat lunak manapun, pengguna memakai perangkat ini untuk tujuan yang sama sekali baru dan tidak diduga. Twitter semakin lama digunakan untuk tujuan yang berbeda, yang bukan merupakan tujuan awal dari dirancangnya Twitter, namun tujuan yang dipilih pengguna untuk capai melalui Twitter lebih karena beberapa karakteristik dari layanan ini.
Contoh – contoh berikut ini menunjukkan lima penggunaan berbeda dari Twitter, yang menggambarkan potensi penggunaan Twitter untuk aktivis politik.

ISTILAH – ISTILAH TWITTER

Tweet                                   Pesan twitter yang panjangnya hingga 140 karakter
Twitter Feed                        Berita dari pesan – pesan twitter oleh pengguna tertentu
Twitterer                              Orang yang menggunakan Twitter
Following                             Jika anda mengikuti feed Twitter pengguna lain, andamengikuti (“following”) pesan - pesannya
Followers                             Pengguna yang mengikuti feed Twitter anda
Hashtags                                  Jika symbol # (“hash”) mendahului suatu istilah dalam sebuah Tweet, istilah tersebut merupakan kata kunci (atau “tag”). Hashtags dapat mudah dicari dan telah menjadi salah satu fitur paling berguna di Twitter. Hashtags membantu anda dalam menempatkan pesan anda pada konteks yang lebih luas dan memungkinkan pengguna lain yang tertarik pada topik atau kata kunci tertentu menemukan feed yang berkaitan.
News Feed (Kabar Berita)          News feed merupakan kumpulan pesan – pesan baru. News Feed ini menunjukkan pesan – pesan baru dalam urutan yang kronologis. News feed biasanya disebarkan melalui RSS (really simple syndication – sindikasi sangat sederhana) dan melalui laman web khusus.
Twitterverse (Jagat Twitter)        Ranah Tweets dan Twitterers. Sama dengan blog, hanya terbatas pada 140 karakter.        

PENGGUNAAN 1: MENYEBARKAN BERITA
Kasus Pembunuhan Benazir Bhutto (Pakistan)    

Pada saat ini, salah satu tantangan terbesar bagi aktivis politik adalah menyebarkan berita atas kejadian yang relevan dengan tujuan mereka namun belum ditangkap oleh media tradisional.  Saluran media tradisional sering tidak tertarik dengan kisah – kisah yang ingin ditonjolkan oleh para aktivis. Melalui Twitter, para aktivis memiliki saluran untuk menyebarkan berita dari seluruh dunia, bahkan pada saat kejadian tersebut sedang berlangsung.
Pada bulan Desember tahun 2007, Benazir Bhutto, pemimpin partai oposisi orang Pakistan yang bernama Partai Rakyat Pakistan dibunuh dalam suatu serangan pada saat berlangsungnya demonstrasi politik (BBC News 2007). Untuk pertama kali, liputan berita yang dibuat oleh media yang telah ada tidak hanya melalui liputan berita melalui blog, namun juga dengan feed Twitter. Pengguna Twitter setempat, seperti Dr. Awab Alvi (@teeth) atau konsultan media sosial Dina Mehta (@dina, Mehta 2007) mulai memonitor saluran media lokal dan internasional serta menulis hasil observasi mereka serta komentar mereka di blog dan feed Twitter pribadi mereka. Twitterers terkemuka seperti Dave Winer (@davewiner), Laura Finton (@pistachio) dan Dennis Howlett (@dahowlett) juga mulai menulis potongan sumber berita yang berbeda untuk masing-masing feed Twitter mereka. Sejak saat itu, di Twitterverse penuh dengan diskusi kejadian di Rawalpindi beserta dampak yang diakibatkan (Howlett 2008).
Alasan dari intens dan cepatnya diskusi ini terjadi terletak pada sifat dasar dari Twitter dan mikroblog pada umumnya. Semenjak Twitter digunakan sebagai perangkat yang utamanya digunakan untuk mendapatkan berita pribadi terbaru oleh komunitas dengan minat yang sama, berita menyebar dengan cepat.
PENGGUNAAN 2: KAMPANYE MELALUI MEDIA SOSIAL
Kasus – kasus Laporan Pemungutan Suara Twitter

Menarik perhatian saluran media tradisional menjadi masalah yang tetap ada bagi para aktivis dan LSM. Pada saat media mengabaikan anda, bagaimana cara anda menekan perusahaan atau pemerintah? Di masa lalu beberapa kelompok telah menggunakan Twitter dengan sukses untuk meraih tujuan ini dan meneruskan langkah mereka. 
Laporan Pemungutan Suara Twitter, suatu usaha dimana sebuah jaringan non-partisan yang semuanya merupakan relawan menggunakan Twitter untuk memonitor proses pemungutan suara pada pemilihan Presiden AS pada tahun 2008, merupakan salah satu contoh yang bagus. Menanggapi tulisan blog Nancy Scola dan Allison Fine sebelumnya mengenai kemungkinan penggunaan Twitter dan hashtag untuk melaporkan penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses pemungutan suara di tataran lokal (Scola 2008a) jaringan pengembang dan relawan meciptakan basis teknologi untuk mengumpulkan dan menyimpan Tweets dengan hashtag tertentu selama hari-H pemungutan suara. Kumpulan tersebut menjadi Laporan Pemungutan Suara Twitter (Scola 2008). Usaha ini secara luas dibahas dalam berita, sehingga menarik perhatian atas masalah prosedur pemungutan suara yang adil dan merata di mana-mana melalui penggunaan teknologi mereka secara inovatif.
Twitter telah menjadi perangkat yang berharga dalam interaksi beragam platform media sosial. Meletakkan (Twitter) sebagai bagian dari strategi media sosial anda akan terbukti bermanfaat. Namun Twitter jangan digunakan sebagai saluran yang terisolir. Kekuatannya terletak pada kombinasi layanan ini dengan saluran media sosial yang telah ada sebelumnya seperti YouTube, Facebook atau blog.

PENGGUNAAN 3: MENGKOORDINASIKAN AKSI KOLEKTIF
Kasus kebakaran di San Diego (AS)
           
Setiap organisator tahu betul sulitnya mengkoordinasikan aksi kolektif bahkan pada saat kejadian – kejadian baru sedang berkembang.  Siapa telah melakukan apa dan dimana? Apa yang sedang terjadi dan bagaimana hal tersebut merubah rencana yang telah disiapkan? Menggunakan Twitter dapat memberikan jalan keluar yang menarik untuk masalah ini.  
            Pada bulan Oktober 2007, jatuh korban dari bencana kebakaran hutan di San Diego. Karena daerah permukiman berada dalam bahaya, warga San Diego bergantung pada liputan berita secara langsung mengenai lokasi kebakaran yang terus berubah dan prosedur penyelamatan. Saluran media yang telah ada tidak dapat memuaskan kebutuhan mendesak atas infomasi terkini, sehingga 2 warga , Nate Ritter (@nateritter) dan Dan Tentler (@viss) mulai menuliskan informasi terkini mengenai kebakaran tersebut beserta prosedur penyelamatan dalam feed Twitter pribadi mereka. Feed mereka menyajikan kumpulan berita dari saluran media resmi serta informasi yang dikumpulkan dari para tetangga dan teman yang memonitor perkembangan di lapangan. Feed mereka ini telah menjadi tulang punggung informasi bagi masyarakat (Poulsen: 2007).
Aktivis politik dapat menggunakan Twitter sebagai sumber informasi layaknya dari sekelompok intelijen (Arquilla 2000) dan sebagai perangkat untuk mengkoordinasikan aksi kolektif.  Pernyataan atas pentingnya perangkat seperti Twitter dalam mengkoordinasikan relawan diungkapkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran LA berkaitan dengan kebutuhan untuk mengintegrasikan layanan Web 2.0 dalam strategi mereka: “Kita tidak bisa lagi bekerja sesuai dengan kecepatan pemerintah dalam bekerja. Kita bertanggungjawab terhadap publik dalam menyalurkan informasi secepat mungkin …. sehingga mereka dapat membuat keputusan penting” (Chitosca 2007).

PENGGUNAAN 5: KEAMANAN PRIBADI
Kasus Penangkapan yang Diungkapkan Melalui Twitter (Mesir)
           
Terus mendapatkan informasi mengenai keadaan komunitas mereka menjadi tantangan yang tetap ada bagi para aktivis. Terutama aktivis politik yang hidup di bawah rezim yang supresif akan menghadapi bahaya yang terus menerus. Oleh sebab itu penting bagi kelompok aktivis lokal agar dapat mengkomunikasikan status mereka terkini secara teratur pada anggota kelompok mereka. Twitter terbukti menjadi perangkat yang ampuh bagi sekompok orang untuk saling melacak keberadaan masing – masing dari jauh.
            Pada saat terjadi demonstrasi anti pemerintah di Mesir pada bulan April 2008, polisi Mesir menahan mahasiswa jurnalisme Amerika bernama James Karl Buck dan penterjemahnya bernama Mohammed Maree. Dalam perjalanan menuju kantor polisi, Buck sempat menggunakan telepon genggamnya dan mengirimkan SMS. Bersamaan dengan menuliskan SMS ini, dia meng-update feed Twitternya hanya dengan satu kata “Ditangkap”. Teman – teman dan rekan kerja James Karl Buck memonitor feed Twitternya dan membebaskannya dari penjara Mesir dalam hitungan jam, meskipun mereka terpisah jauh (Simon 2008). Pada bulan April 2009, aktivis Visual Wael Abbas juga menTwitterkan penangkapan atas dirinya dengan lebih rinci, dia terus nge-Tweet selama dalam tahanan (@waelabbas). Aktivis politik dapat menggunakan Twitter untuk saling memonitor tanpa berada di tempat yang sama. Hal ini meningkatkan keamanan aktivis politik secara lebih jauh.


Penggunaan Twitter oleh Kongres Amerika Serikat - Golbeck, Grimes, dan Rogers

Penggunaan Twitter oleh Kongres Amerika Serikat

Jennifer Golbeck, Justin M. Grimes, dan Anthony Rogers
Fakultas Ilmu Informasi, Universitas Maryland, College Park, Maryland 20742. JURNAL MASYARAKAT AMERIKA UNTUK ILMU DAN TEKNOLOGI INFORMASI-Agustus 2010 – DOI: 10.1002/asi

Twitter merupakan sebuah layanan mikroblog dan jaringan sosial dengan jutaan anggota yang jumlahnya terus bertambah hingga ke tingkat yang luar biasa. Dari pembicaraan yang beredar sekitar layanan ini, muncul klaim mengenai kemampuannya (Twitter) dalam mentransformasi cara orang berinter-aksi dan berbagi informasi serta menggugah beberapa tokoh masyarakat untuk mulai menggunakan layanan ini. Dalam studi ini, kami tertarik pada jenis isi (konten) yang dituliskan oleh para anggota legislatif terutama anggota kongres Amerika Serikat. Kami membaca dan menganalisa lebih dari 6.000 tulisan dari seluruh anggota Kongres yang menggunakan situs ini. Analisa kami menunjukkan bahwa orang – orang Kongres menggunakan Twitter terutama untuk menyebarkan informasi, khususnya tautan ke artikel koran yang memuat tulisan mengenai diri mereka dan tulisan – tulisan dalam blog mereka, serta untuk memberitahukan kegiatan sehari-hari mereka. Layanan ini tidak bermaksud untuk memberikan wawasan baru bagi pemerintah atau para anggota legislatif atau untuk meningkatkan tingkat transparansi; melainkan lebih pada sebagai alat untuk promosi diri. Namun, Twitter juga memfasilitasi komunikasi langsung antara anggota Kongres dengan masyarakat, meskipun komunikasi ini merupakan aktifitas yang kurang populer. Kami melaporkan penemuan dan analisa serta diskusi kami mengenai pemanfaatan Twitter untuk tujuan yang lain kepada anggota legislatif.
Tidak banyak ditemukan mengenai studi bagaimana Twitter digunakan, terutama yang berkaitan dengan isi tulisan (Mischaud, 2008; Honey & Herring, 2009). Dalam studi ini, kami mengetengahkan analisa yang mendalam mengenai bagaimana anggota Kongres menggunakan layanan ini. Kami memperhatikan demografi (termasuk afiliasi partai dan negara asal), frekwensi penulisan di Twitter, dan, yang paling penting, isi dari pesan yang mereka tulis. Untuk mendapatkan analisa isi dari pesan, kami menganalisa isi dari sebagian besar pesan yang ditulis oleh anggota Kongres untuk mendapatkan gambaran menyeluruh atas jenis dan maksud dari pesan – pesan tersebut. Kami memilih untuk tidak melakukan studi atas jaringan sosial yang mendasarinya (followers, following, serta teman), meskipun jaringan ini memberikan ruang yang luas untuk diadakannya studi di masa yang akan datang.
Berdasarkan analisa ini, kami menyimpulkan bahwa anggota Kongres sebagian besar menggunakan Twitter untuk mengkomunikasikan jenis informasi yang sama yang diberikan kantor mereka ke media lain. Mereka memasang tautan ke artikel koran, tulisan dalam blog, dan uraian kegiatan yang akan dilakukan serta menulis tweets layaknya penulisan judul siaran pres mini. Orang – orang Kongres juga menggunakan Twitter dengan cara yang stereotipikal, menuliskan kegiatan serta acara sehari-hari seperti pertemuan, makan malam, dan olahraga. Sebagian besar tulisan menggunakan kedua jenis tweets tersebut, meskipun ada banyak komunikasi langsung yang terjadi antara orang Kongres dan pengguna yang mengirimi mereka pertanyaan atau komentar.
Studi ini merupakan studi mendalam mengenai bagaimana sebuah kelompok tertentu menggunakan Twitter sehubungan dengan isi pesan yang mereka tuliskan. Kami mulai dengan memperkenalkan metode pengumpulan dan pengkodean data  yang kami gunakan. Setelah itu, kami mengetengahkan hasil observasi kami atas latar belakang, pesan yang ditulis, dan perilaku interaksi anggota Kongres. Selanjutnya, kami mendiskusikan hasil temuan, termasuk implikasinya bagi transparansi pemerintah, bagi kerjasama antara Kongres dan masyarakat, serta penerapan yang lebih luas lagi dari hasil temuan kami. Kami, kemudian, mengakhirinya dengan mendiskusikan implikasi yang lebih luas lagi serta studi di masa yang akan datang dalam hal ini.

Tujuan dan Proses Penelitian
            Studi ini bermaksud untuk memahami bagaimana anggota Kongres berkomunikasi melalui Twitter. Pusat perhatian kami ada pada komunikasi yang mengalir dari pemerintah kepada publik dan bukannya pada bagaimana publik menggunakan informasi ini atau untuk membalas berkomunikasi dengan pemerintah. Oleh sebab itu, kami telah mengumpulkan, memberi kode, dan menganalisa tulisan – tulisan dalam Twitter dari seluruh anggota Kongres yang menggunakan layanan ini pada saat itu. Pada bagian ini, kami akan menguraikan proses pengumpulan dan pendeskripsian data. Selanjutnya akan diketengahkan uraian atas observasi dan analisa atas implikasi dari hasil temuan.
Untuk menentukan kategori – kategori klasifikasi, seluruh tweets akan dikelompokkan secara organis dan diberi nama sesuai dengan pola yang mendasarinya, nama pengelompokkan tersebut membentuk klasifikasi – klasifikasi.
·         dc Direct Communication (Pesan Langsung): Pesan yang ditujukan kepada seseorang secara spesifik, baik dengan menggunakan tanda @id twitter seseorang, merupakan tanda yang telah disepakati atau di dalam teks pesan itu sendiri. Pesan langsung (DC) dibagi ke dalam  dua sub-kelas yang sama ekslusifnya berikut ini.
·         pm Personal Message (Pesan Pribadi): Merupakan pesan yang tidak berorientasi pada pesan atau catatan yang berhubungan dengan pekerjaan (bisnis), seperti ucapan hari raya atau sentimen pribadi lainnya.
·         Activities (Kegiatan): Pesan yang menggambarkan keseharian anggota Kongres.
·         in Information (Informasi): Kode ini merepresentasikan pesan yang mengetengahkan fakta, opini, tautan ke sebuah artikel, posisinya atas sebuah isu, atau sumber.
·         “Retweet” mengacu pada  diteruskannya sebuah tweet yang ditulis oleh pengguna (Twitter) lain. Retweets biasanya digunakan baik untuk mengutip seorang pengguna atau mengulang isi sebuah tweet menjadi tweet lain dengan tujuan untuk penegasan atau membagikannya ke pengguna lainnya. Telah disepakati bahwa sebuah retweet diawali dengan tulisan “RT”.
·          “Hashtags” juga merupakan sebuah istilah yang disepakati penggunaannya dan cukup populer di Twitter. Tanda # sebelum sebuah kata atau frasa digunakan untuk menghubungkan sebuah tweet ke subyek tertentu. Hashtags acapkali dibuat untuk subyek atau kejadian tertentu sebagai cara untuk menggabungkan atau menempatkan secara virtual tweet pesan atau mengenai kejadian yang berhubungan. Sebagai contoh, hashtag #babi (pork) terkadang digunakan untuk mengindikasikan pesan – pesan mengenai pengeluaran pemerintah yang dianggap sebagai sebuah pemborosan, atau “babi”

Kesimpulan
            Twitter memang menyediakan forum dimana komunikasi langsung antara orang kongres dan pendukungnya terbantukan. Namun sepertinya hal ini tidak berkembang lebih jauh, karena ada batasan pada sebagaimana pentingnya komunikasi personal yang sesorang dapat lakukan.  Hingga suatu saat titik tersebut terlampaui, Twitter tetap menjadi tempat yang dapat memfasilitasi jenis interaksi ini.
            Di lain pihak, orang – orang Kongres menggunakan Twitter utamanya untuk menjangkau orang – orang, dan bukannya untuk meningkatkan transparansi. Meskipun ada beberapa batasan pada apa yang bisa dikomunikasikan dengan 140 karakter. Kami menemukan bahwa isi dari tweets tidak begitu berperan dalam meningkatkan informasi mengenai kegiatan Kongres, meningkatkan transparansi pemerintah, atau mendidik pembacanya mengenai perundang - undangan atau isu. Pandangan ini menyimpulkan bahwa fórum Twitter tidak digunakan untuk jenis baru komunikasi Kongresional.

            Pada akhirnya, memelajari pola hubungan dan komunikasi antara warga dengan anggota Kongres, terutama yang berkaitan dengan lokasi bisa jadi bermanfaat. Dengan diketahuinya pola ini, anggota Kongres dapat memberikan perhatian khusus pada pendukung mereka sejalan dengan pertumbuhan Twitter dan untuk memahami perspektif yang dibagikan kepada mereka (anggota Kongres) melalui layanan ini.   

Dari Dunia Maya ke Antropologi Digital ke Antropologi Kontemporer? - Phillip Budka

Dari Dunia Maya ke Antropologi Digital ke Antropologi Kontemporer?
Philipp Budka (University of Vienna), www.philbu.net
Sebuah Prasaran untuk e-seminar ke-38 EASA Jaringan Antropologi Media (European Association for Social Anthropology – Asosiasi Antropologi Sosial Eropa), 22 Nopember – 6 Desember 2011, www.media-anthropology.net
Istilah “dunia maya” (cyberspace), sebagai contoh, pertama kali disebutkan di novel fiksi ilmiah berjudul Neuromancer yang ditulis oleh William Gibson pada tahun 1984. Imbuhan “cyber”, di lain pihak, diciptakan oleh seorang ahli matematika bernama Nobert Wiener pada akhir 1940-an dalam kata “cybernetics” (sibernetika) untuk menjelaskan kekompleksan ilmu – ilmu yang berhubungan dengan komunikasi dan pengawasan dalam sistem artifisial dan organik, seperti misalnya interaksi manusia-mesin. 
10 tahun kemudian Miller (2010, 2011) kembali ke Trinidad untuk menginvestigasi fenomena media digital yang sedang marak serta konsekuensi – konsekuensinya pada orang – orang: Facebook (http://www.facebook.com/). Dengan pengguna yang mencapai lebih dari 700 juta pada saat ini, Facebook merupakan situs jaringan sosial paling dominan dan terbesar di dunia (http://www.internetworldstats.com/facebook.htm). Para pengguna Facebook menciptakan profil untuk dan atas diri mereka sendiri, mereka berbagi cerita, gambar, jaringan mereka, mereka menciptakan dan bergabung dengan kelompok – kelompok yang memiliki minat yang sama, mereka mendukung ide – ide serta kegiatan – kegiatan, dan mereka cukup berkomunikasi melalui chat dan pesan – pesan menggunakan teks.
Seperti halnya studi etnografis pertamanya, Miller menaruh perhatian pada interpretasi lokal dari fenomena ini, yang berarti bahwa “Facebook” di Trinidad telah menjadi “Fasbook”. Hal ini sekaligus merefleksikan ide setempat bahwa Facebook nyatanya merupakan penemuan orang Trinidad, “dan bukannya fasilitas yang diimpor” (Miller 2011: 159).
Miller (2010, 2011) dalam Antropologi Facebooknya menemukan bahwa: Facebook hanyalah sebuah agregat dari praktik dan penggunaan regional, perbedaan budaya dan keragaman kemudian menjadi penting. Facebook menyediakan sarana untuk melengkapi komunitas offline, hal ini memberikan dampak tertentu dalam populasi diáspora. Facebook merupakan médium penting untuk visibilitas dan penyaksian oleh publik (public witnessing), bukan untuk semua orang dan tidak harus semua orang. Facebook menginternasionalisasikan kejadian – kejadian lokal dan dengan demikian mengecilkan dunia – dunia sosial. Facebook, menurut Miller (2011), sejatinya merupakan jaringan sosial yang mampu merekontruksi hubungan khusus di kalangan keluarga dan teman – teman.
Keterangan (bukan bagian dari artikel ini):
Agregat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti:
1.       Hasil proses agregasi
2.       Mesin kecil pembangkit listrik
3.       Bahan – vahan minerak tidak bergerak
4.       Satuan yang terbentuk oleh partikel yang terhimpun dalam suatu kelompok



Apa yang Dikatakan Tweetmu Tentang Dirimu kepada Kami: Identitas, Kepemilikan dan Privasi Data Twitter - Small, Kasianovitz, Blanford dan Celaya

Apa yang Dikatakan Tweetmu Tentang Dirimu kepada Kami: Identitas, Kepemilikan dan Privasi Data Twitter
Heather Small, Kristine Kasianovitz, Ronald Blanford dan Ina Celaya, Universitas California, Los Angeles. The International Journal of Digital Curation  (Jurnal Internasional Kurasi Digital), Vol. 7 Issue 1 | 2012
Penggunaan situs jejaring sosial dan bentuk – bentuk lain dari media sosial oleh populasi global relatif merupakan fenomena yang akhir – akhir ini terjadi yang telah memungkinkan bentuk – bentuk baru dari narasi; para peneliti semakin tertarik untuk mengakses, menggali, dan menganalisa dokumentasi partisipatori dari kejadian – kejadian nyata dan tren sosial.
Twitter merupakan platform media sosial yang popular.
“Media sosial didefinisikan sebagai platform dan teknologi yang berbasis internet yang memungkinkan interaksi pengguna dan/atau memfasilitasi penciptaan dan pertukaran isi yang dibuat oleh pengguna… Data media sosial mengacu pada informasi (foto, komentar, dll) yang pengguna buat atau bagikan saat mereka berkegiatan dalam atau dengan media sosial.” (ESOMAR, 2011).

Apa itu Twitter?
Diluncurkan pada tahun 2006. Twitter merupakan platform mikroblog yang memungkinkan penulis untuk memasang pesan sepanjang 140 karakter, atau “Tweets” ke jaringan pengikut mereka.
“Twitter meminta para pengguna untuk menjawab pertanyaan “Kamu lagi apa? menciptakan kerangka waktu yang terus menerus terbaharui atau stream pesan – pesan pendek yang beragam dari lelucon… ke tautan – tautan hingga berita – berita terkini.”  (Marwick & boyd [sic], 2010).
Fungsionalitas dan struktur Twitter berputar sekitar hubungan – hubungan yang diilustrasikan. Twitter memungkinkan penggunanya untuk melihat isi yang dibuat oleh, dan berhubungan dengan, orang – orang dan organisasi – organisasi yang dengan berbagai kepentingan yang mereka ikuti (“follow”). Para pengguna dapat melihat siapa mengikuti siapa di Twitterverse, atau komunitas pengguna Twitter, dan membaca diskusi – diskusi publik seputar topik – topik yang ditandai dengan sebuah ”hashtag” (misalnya #idcc11). Fungsi hashtags  adalah sebagai sistem kata kunci folksonomik dalam pengorganisasian pesan – pesan yang mengacu pada topik tertentu. Struktur berjaringan Twitter memungkinkan pengguna untuk melihat isi dengan berbagai cara dengan menekan hashtag, penulis, waktu atau pengikut.
Kajian akhir – akhir ini yang berdasarkan pada data Twitter menunjukkan nilai multidisipliner dari hampir setiap segi dari isi. Para peneliti telah menggunakan parameter waktu dan lokasi Twitter untuk melacak alur informasi seputar kegiatan – kegiatan (event) (Cross, 2010; De Longueville, et al., 2009; Lundquist, 2011; Yardi & boyd, 2010); mereka mengumpulkan sampel – sampel dari Tweets untuk menkaji pergeseran percakapan dan demografi dari waktu ke waktu (Golbeck, Grimes & Rogers, 2010); mereka melakukan analisa hashtag dan percakapan untuk mendapatkan pemahaman bagaimana percakapan dan impresi – impresi berkembang sekitar topik tertentu. (Ifukor, 2010; Marwick & boyd, 2010; Ross, Terras, Warwick & Welsh, 2011; Yardi & boyd, 2010); dan para peneliti mengumpulkan seluruh stream dan jaringan dari pengguna tunggal untuk melaksanakan studi yang mendalam mengenai penggunaan sosial media secara individu (Gruzd, Wellman & Takhteyev, 2011; Starbird, Palen, Hughes, & Vieweg, 2010). Dalam beberapa kasus, para peneliti mengkombinasikan data dari banyak platform media sosial, mengilustrasikan nilai tambahan yang dihasilkan dari pembuatan data Twitter yang lebih dapat ditelusuri dan dapat saling berfungsi guna satu sama lain (interoperable) (Cross, 2010; Starbird, et al., 2010).
Keterangan (BUKAN BAGIAN DARI ARTIKEL) untuk interoperable: entitas yang terpisah (misalnya, perangkat, program perangkat lunak, agen / pengguna, lembaga) dapat berfungsi guna satu sama lain untuk beberapa tujuan)

Identitas Twitter: Apakah Data ini Terpercaya?
“Identitas online tidak dapat dipahami sebagai linier atau statis…. Komunitas sosial online, mereka melihat, merasakan, mempersepsikan apa yang nampak, bahkan lokasi dari identitas online dapat diganti, diedit, dilebih-lebihkan, atau dihapus saat itu juga…. Identitas online perlu dipahami sebagai representasi yang terus berubah, tidak pernah dalam posisi yang sama, dan terus menerus dalam pembuatan.” (Tyma & Leonard, 2011).

Keaslian adalah konsep yang sangat subyektif, menciptakan perdebatan atas isu anonimitas yang ditampilkan dalam media sosial. Keaslian Tweet bisa saja berdsarkan pada penulis bayangan atau penulis anonim; @nama pengguna di Twitter dapat dianggap sebagai “penulis” dari catatan, individu yang “nyata” yang menciptakan Tweet tetap tanpa nama (anonim), sehingga sulit bagi beberapa pengguna untuk memercayai data tersebut. 

Membayangkan Twitter sebagai sebuah Komunitas Bayangan - Wellman dan Takhteyev

Membayangkan Twitter sebagai sebuah Komunitas Bayangan
Anatoly Gruzd, Barry Wellman dan Yuri Takhteyev, American Behavioral Scientist (Ilmuwan Perilaku Amerika) 2011 55: 1294 naskah aslinya diterbitkan secara online pada tanggal 25 Juli 2005 DOI: 10.1177/0002764211409378
Versi online dari artikel ini dapat dilihat di: http://abs.sagepub.com/content/55/10/1294
Internet telah memungkinkan orang – orang yang saling tahu menggunakan media sosial, dari email hingga Facebook, untuk berinteraksi tanpa bertemu secara fisik. Dari berbagai macam media sosial muncullah Twitter (http://twitter.com), ditemukan pada tahun 2006, mendapatkan perhatian publik pada tahun 2007, dan meledak pada tahun 2009-dengan banyaknya perhatian media.  Twitter merupakan sebuah layanan jejaring sosial dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan dan membaca pesan – pesan pendek (sepanjang 140 karakter) yang dikenal dengan istilah “tweets”. Tidak seperti media sosial lainnya, Twitter merupakan pelayanan mikroblog yang asimetris: Jika kau mengikutiku (follow), aku tidak harus mengikutimu. Hal tersebut berarti bahwa hubungan di Twitter tidak tergantung pada hubungan personal, karena banyak pengguna memiliki pengikut (followers) lebih dari yang mereka tahu.
Kami memelajari jaringan Twitter Wellman karena dia merupakan pengguna Twitter yang aktif dan karena dia salah satu penulis artikel ini, sehingga menjadi lebih mudah untuk menginterpretasikan dan memvalidasi jaringan personal yang ditemukan. Sebagai bagian dari studi ini, kami mengumpulkan informasi yang banyak sekali dari Twitter mengenai konektifitas seperti siapa terhubung dengan siapa, siapa membalas pesan siapa, apakah hubungan yang terjadi mutual, tweets mana yang diteruskan, dan sebagainya. Kami menggunakan informasi ini untuk menkaji bentuk baru komunitas ini, dimana kedekatan jarak sepertinya memiliki peran yang sangat kecil.
Dalam komunitas bayangan Anderson, “anggota – anggota dari Negara yang paling kecil pun tidak akan pernah tahu sebagian besar dari sesama warga mereka, tidak akan pernah bertemu dengan mereka, atau bahkan mendengar kabar dari mereka, namun dalam masing – masing benak mereka hidup citra dari komuni mereka”. Sepertinya hal ini lah yang sedang terjadi di Twitter. Pengguna tidak akan pernah tahu semua orang di Twitter, namun mereka sadar akan keberadaan pengguna lainnya, terutama lingkungan sumber – sumber mereka.

Pada saat pengguna masuk ke Twitter, mereka melihat live streaming dari pesan – pesan yang datang dari semua sumber mereka dan ketika pengguna – pengguna tersebut menulis pesan, pesan yang mereka tulis ditujukan pada pembaca yang disasar dari para tweeps yang mengikuti mereka. Dengan demikian, apakah orang tujuan utamanya di Twitter untuk mengikuti orang lain, atau untuk mempromosikan ide – ide mereka atau untuk memberitakan apa yang sedang mereka lakukan (Naaman, Boase, & Lai, 2010), sangat tidak mungkin bagi mereka untuk menggunakan Twitter dan tidak menyadari adanya penduduk lain di ruang virtual ini, seperti halnya konsep komunitas bayangan Anderson.
Kami menggunakan application programming interface (API - Antarmuka Pemrograman Aplikasi) Twitter (API; http://apiwiki.twitter .com) untuk menarik secara otomatis daftar pengikut Barry Wellman dan daftar sumber – sumbernya. Dengan menggunakan API yang sama, kami memasangkan masing – masing pengikut Wellman beserta sumbernya dan kami menetapkan siapa mengikuti siapa. 
Untuk tujuan penelitian ini kami membatasi jaringan personal Wellman di Twitter hanya dengan individu – individu yang memiliki hubungan timbal balik (mutual) dengan Wellman, misalnya mereka yang mengikuti Wellman dan juga diikuti oleh Wellman, dan juga dengan yang sama – sama terhubung dengan paling tidak lebih dari satu orang di jaringan personal Wellman yang juga merupakan mutual follower. Kami memutuskan untuk memberi perhatian pada hubungan timbal balik karena kami ingin menekankan pentingnya hubungan resiprokal sebagai inti dari komunitas, dan secara bersamaan pula menyadari bagaimana hubungan asimetris menghubungkan masyarakat serta memfasilitasi informasi dan dukungan.
Komunitas “bayangan” di Twitter berwajah dua. Komunitas ini pada saat yang bersamaan bersifat kolektif dan personal. Komunitas ini bersifat kolektif dalam artian bahwa semua tweeps merupakan bagian dari himpunan tweeps di seluruh dunia yang paham  norma – norma, bahasa dan struktur pengaturan Twitter. Terlebih lagi, hampir seluruh laman dan pesan tweeps dapat dijangkau–dan karenanya dapat dibaca-kecuali bagi sejumlah kecil laman pribadi yang sebagian dikunci. Namun komunitas Twitter juga bersifat personal karena tweeps membayangkan bahwa mereka sedang mengikuti dan berbicara dengan tweeps yang unik dan dikenal.
Komunitas kolektif Twitter terbentuk disekitar orang – orang terkemuka seperti individu terkenal, selebritas, atau organisasi seperti perusahaan media. Bahkan individu – individu yang kurang terkenal di Twitter dapat memainkan peran orang lokal yang terkemuka di jaringan yang didominasi dengan hubungan timbal balik. Orang – orang terkemuka di jaringan Twitter yang personal acapkali ditandai dengan adanya sentralitas keberantaraan yang tinggi: ukuran analisa jaringan sosial yang mengindikasikan berapa kali seorang individu muncul dalam persimpangan yang paling pendek diantara seluruh pasangan orang yang mungkin di jaringan tersebut. Karena tweeps dengan sentralitas keberantaraan yang tinggi menghubungkan lingkungan sosial yang berbeda, mereka memainkan peran penting dalam pembentukan komunitas dan penyaring informasi di Twitter.
Jaringan Twitter Wellman bersifat nyata dan “bayangan”. Disebut nyata karena para peserta berinteraksi, terutama yang berada dalam hubungan timbal balik. Disebut bayangan karena mereka memiliki kesadaran komunitas, kesadaran komitmen interpersonal. Pemikiran yang terlalu dalam memang, karena sejauh yang kami tahu, Twitter awalnya tidak dirancang sebagai alat untuk mendukung pengembangan komunitas online.
Studi kami atas komunitas Twitter Wellman dapat membantu dalam pengembangan teori pembentukan komunitas online. Studi kami paling tidak menyediakan dua alasan yang mungkin mengapa jaringan online Wellman berkembang sekaligus mempertahankan kesadaran akan komunitas. Pertama, adanya serangkaian komunitas inti yang berinteraksi secara aktif satu sama lain dan berpartisipasi dalam masyarakat dalam jangka waktu yang lama merupakan salah satu kunci sukses pembentukan komunitas online. Individu – individu yang membentuk kelompok inti ini cenderung bergabung dengan komunitas ini karena komunitas ini menjanjikan cara yang mudah untuk mengikuti teman atau rekan kerja mereka.  

Alasan kedua suksesnya komunitas Wellman adalah bahwa komunitas ini terbuka dengan pendatang baru. Keterbukaan ini menjadi mungkin karena metode asinkron Twitter dalam pembentukan hubungan dengan tweeps yang lain. Tweep manapun dapat mulai mengikuti tweep yang lain tanpa mengharuskan tweep yang lain untuk mengikuti mereka. Dalam komunitas ini, tweets dari pendatang baru sering direspon, sehingga mudah bagi mereka untuk saling terhubung. Atmosfer ini dapat dijelaskan sebagian dengan rasa percaya, profesionalisme dan informalitas antar orang – orang dengan hubungan timbal balik (mutuals) yang aktif. 

An Extreme Reading of Facebook - Daniel Miller - Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

(Pem)Bacaan Ekstrem Mengenai Facebook
© 2010 Daniel Miller, University College London, Open Anthropology Cooperative Press www.openanthcoop.net/press
Pada tahun 2009 hingga 2010 saya mengadakan penelitian di Trinidad. Penelitian ini berdasarkan pada partisipasi (observasi) yang dilakukan lebih dari satu tahun bersama dengan banyak warga Trinidad mengenai Facebook itu sendiri, ditambah dengan 2 bulan di negara tersebut melakukan diskusi secara tatap muka mengenai Facebook dengan beberapa peserta, termasuk melakukan lebih dari limapuluh wawancara formal.
Penelitian di Trinidad menunjukkan bahwa memang ada kasus yang menyebutkan bahwa SNS (Social Network Sites – Situs Jaringan Sosial) memutarbalikkan tren – tren utama sebagaimana diasumsikan oleh sebagian besar ilmu sosial. Yang pasti dengan menggunakan Facebook, terjalinlah seluruh tali silaturahmi yang selama ini putus, misalnya, dengan teman – teman sekolah dulu atau saudara yang pindah ke luar daerah. Banyak dari peserta dalam kajian ini menggunakan jaringan ini selama beberapa jam dalam sehari untuk menghidupkan kembali apa yang selama ini dipandang sebagai pengabdian yang bersifat tradisional pada hubungan sosial yang lebih tertutup yang memang dekat pada ide klasik mengenai komunitas.
Alana merupakan siswi perguruan tinggi yang tinggal di semacam pemukiman yang di kontemporer Trinidad sudah mulai jarang ditemukan. Trinidad modern merupakan wilayah yang cukup mobile dan jarang ditemukannya orang dari segala usia yang tinggal di tempat  mereka dilahirkan. Ada dua jadwal utama Alana ketika dia Facebook-an. Awalnya dia dibujuk untuk menggunakan Facebook oleh beberapa sepupunya yang berumur lebih muda yang suka bermain FarmVille. Dia mengakui bahwa dengan bermain permainan tersebut, waktu yang dihabiskannya untuk online bertambah dua jam per harinya. Namun konsekuensi yang dia dapat adalah membaiknya hubungan persepupuan secara online yang dirasa cukup efektif dalam memperbaiki hubungan dengan keluarga besarnya. Alana mengakhiri permainan dengan keluarganya tersebut dengan tidur sekitar jam 8 malam. Dia bangun tengah malam dan semenjak dia bangun hingga jam 3 pagi dia Facebook-an dengan teman kuliah sekelasnya. Sebagian besar dari mereka memiliki ritme harian yang sama. Alana memperhatikan bahwa hanya sekitar 20% dari percakapan berikutnya murni mendiskusikan PR dan proyek bersama.
Ketika memandang hakikat Facebook sebagai sebuah komunitas Alana paham betul bahwa hal tersebut hanya dapat dinilai menjadi suatu hal yang relatif bagi masyarakat offline. Alana menyimpulkan bahwa Facebook digunakan untuk melengkapi tingkatan komunitas offline. Facebook memiliki semua hal yang kontradiktif terhadap apa yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas. Kita tidak dapat memiliki kedekatan dan privasi secara sekaligus. Kita tidak akan mendapatkan bantuan professional apabila tidak menderita klaustrofobia. Tingkat pertemanan kita tidak akan meningkat tanpa adanya pertengkaran hebat. Pilihannya pada apakah semuanya lebih intens secara sosial atau tidak sama sekali. Jadi yang paling penting dari apa yang disediakan oleh Facebook adalah cara untuk melengkapi versi offline dari komunitas dan untuk hidup dalam kontradiksi – kontradiksi yang sama.
Dengan demikian cara terbaik untuk memahami Facebook berhubungan erat dengan kajian antropologis mengenai masyarakat close-knit dan masyarakat intens, dan bukannya (memahami Facebook) sebagai bagian dari bentuk pertemuan secara sosiologis dengan individualisme kontemporer serta bentuk jaringan yang dibayangkan oleh Castells. Facebook, sepertinya, merupakan akhir dari apa yang sebelumnya disebut sebagai atrisi alami jaringan sosial. Facebook membawa semua orang yang sebelumnya diabaikan kembali pada kerangka bentuk hubungan terkini, seperti kerabat yang menghilang dan teman – teman sekolah.  Facebook mampu memberikan rasa sama – sama penting dengan membawa kembali populasi yang terdiáspora dan melakukan ameliorasi lingkungan tempat tinggal mereka di negara yang berbeda.
Keterangan (bukan bagian dari artikel ini):
Masyrakat close-knit: masyarakat dengan jalinan yang erat dimana masyarakatnya saling membantu dan mendukung.
Masyarakat intens (intense society): masyarkat yang memiliki persamaan sosial, solidaritas dan kebersamaan
Atrisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses saling mengikis atau bisa juga dikatakan pengikisan
Diaspora dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti masa tercerai-berainya suatu bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia dan bangsa tersebut tidak memiliki negara, misal bangsa Yahudi sebelum negara Israel berdiri pd tahun 1948.
Ameliorasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti peningkatan nilai makna dari makna yang biasa atau buruk menjadi makna yg baik

Mengingat bahwa Facebook merupakan suatu jaringan sosial, idiom paling sederhana yang mungkin untuk membentuk pemikiran atas bentuk hubungan dengan Facebook itu sendiri adalah dengan menganggap hubungan (dengan Facebook) tersebut semacam meta-sahabat.  Satu keuntungan Facebook adalah bahwa Facebook benar – benar merupakan sahabat yang dapat diandalkan. Facebook menjadi tempat dimana kita dapat berbicara sebanyak mungkin, dengan atau tanpa respon dari yang lain.  Situs ini benar – benar memperhatikan permasalahan yang telah berlangsung lama yaitu kebosanan, terutama kebosanan yang dialami remaja, tanpa harus membebani waktu orang lain. Membagikan penderitaan secara publik dimungkinkan dengan adanya Facebook.  
Setelah beberapa saat mempelajari Facebook, jelas bahwa, apapun alasannya pada saat kita berteman dengan mereka , kebanyakan orang menyadari bahwa ada dua lapisan utama dalam jaringan mereka. Lapisan pertama adalah lapisan aktif yaitu pada siapa pengguna Facebook memberikan respon dan siapa yang menanggapi serta lapisan kedua adalah lapisan tidak aktif dari ratusan orang lainnya yang mewakili orang lain pada umumnya yang terdiri dari seseorang atau semua orang. Kita tidak secara aktif terlibat dengan mereka, namun mereka sadar bahwa mereka ada dan pertanyaan yang tersisa adalah apa peran mereka dalam kaitannya dengan postingan personal kita.

Kita telah sampai pada titik dimana Facebook dianggap telah menyediakan médium penting dari visibilitas dan penyaksian oleh publik (public witnessing). Facebook memberikan pembentukan moral dimana kita memiliki rasa tidak hanya mengenai siapa kita tapi siapa kita seharusnya. Facebook normatif tidak hanya pada netiket yang telah disepakati (konsensual), tapi juga dorongan untuk menyaksikan tatanan moral diri.