CLOSE TO THE STONE, FAR FROM THE THRONE
The Story of a Javanese Fishing Community, 1820s – 1990s
2. Fisherman and the State
Ada 4 pemahaman yang saya dapat setelah membaca tulisan sepanjang 23 halaman ini. Pertama, pertanyaan penelitian berusaha untuk mengkaji dampak kebijakan modernisasi dari regim Orde Baru Indonesia dalam kehidupan sosial budaya komunitas nelayan menggunakan paradigma Evolusi Kebudayaan. Kedua, kerangka teori Peasant Economy tidaklah tepat untuk menganalisa kehidupan komunitas nelayan hal tersebut berlaku juga untuk analisa struktural. Ketiga, dimentahkannya pandangan bahwa komunitas nelayan merupakan komunitas yang pasif dalam menyatakan pandangan politik mereka yang sekaligus telah menjawab sebagian dari pertanyaan penelitian. Penulis arguesbahwa modernisasi telah memberikan access bagi komunitas nelayan untuk mengekspresikan pendapat politik mereka. Keempat, digunakannya paradigma fenomenologi dan fungsional struktural sebagai dasar dalam pengumpulan data.
Saya berpikir bahwa penulis perlu menjelaskan lebih lanjut teori dari Russell dan Poptech dan juga menyertakan teori – teori lainnya untuk mempertentangkan teori Peasant Economy.
Contoh hubungan struktural antara pemilik perahu dengan ABK (anak buah kapal) yang dituliskan sebagai contoh untuk menegaskan bahwa analisa struktural tidak tepat untuk digunakan, tidaklah tepat karena penelitian ini sendiri berusaha untuk melihat dampak kebijakan modernisasi dari regim Orde Baru. Perlu diberikan contoh dari kejadian nyata hubungan struktural antara komunitas nelayan dan regim Orde Baru, untuk menunjukkan ketidaktepatan penggunaan analisa ini.
Lalu rekomendasi apa dari penulis untuk pemerintah yang sekarang dalam mengeluarkan kebijakan berdasarkan pada hasil penelitian dampak kebijakan politik regim Orde Baru pada kehidupan sosial budaya komunitas nelayan?
Word count: 250 (termasuk judul, header and footer dan juga keterangan jumlah word count)
No comments:
Post a Comment