Membaca
segmentasi dari suku atau Tribe dari
orang – orang Nuer, seperti melihat sebuah negara dengan propinsi - propinsi,
kabupaten - kabupaten, kecamatan - kecamatan, desa - dea dan rumah tangga –
rumah tangga di dalamnya. Tribe adalah
merupakan pusat Negara itu sendiri. Tribe
ini kemudian tersegmentasi ke dalam primary
tribal sections (yang bisa dianalogikan sebagai propinsi – propinsi), primary tribal sections ini kemudian
tersegmentasi lagi ke dalam secondary
tribal sections (yang bisa dianalogikan sebagai kabupaten/kota). Secondary tribal sections tersegmentasi
lagi ke dalam tertiary tribal sections (yang
bisa dianalogikan sebagai kecamatan – kecamatan), dan tertiary tribal sections ini tersegmentasi lagi ke dalam wilayah
desa – desa dimana terdapat domestic
groups di dalamnya.
Seperti
halnya dalam sebuah negara dengan desa-desa yang tersegmentasi berdasarkan
wilayahnya, suku atau Tribe yang
terpisah-pisah ke dalam beberapa wilayah juga memandang diri mereka sendiri
sebagai komunitas yang terpisah. Yang menyatukan rasa persatuan mereka adalah relasi antar segmen dan
kemampuan membedakan mana yang merupakan dikenal
dan tidak dikenal. Rasa persatuan
di tingkat Tribe (saya sebut juga
pusat kekuasaan) tersebut lebih lemah dibandingkan dengan di daerah – daerah lainnya
karena di daerah –daerah relasi yang terjalin lebih intens.
Sistem politik Tribe
orang – orang Nuer ini menggambarkan analogi sistem politik perlawanan
anak-anak muda Indonesia terhadap Soeharto (perlawanan ‘anak’ kepada ‘bapak’). Sistem
politik Tribe Nuer yang tersegmentasi
bedasarkan pada struktur kekerabatan.
No comments:
Post a Comment