TEMA PEMBAHASAN
Tema besar dalam mereview
tulisan ini adalah Sistem dan Struktur Politik. Ada dua hal dari tema tersebut
yang dapat ditarik, yaitu Sistem Politik dan Struktur Politik. Kedarnath Dash
dalam bukunya yang berjudul Invitation to
Social and Cultural Anthropology tidak memberikan definisi dari Sistem
Politik karena Sistem Politik sangat tergantung pada wilayah serta prinsip
pengorganisasian politik itu sendiri, namun dia menyebutkan bahwa Sistem merupakan
serangkaian unsur. dimana diantara beberapa unsur tersebut, seseorang dapat
mengidentifikasi hubungan dimana beberapa diantara hubungan tersebut
mengimplikasikan jenis hubungan yang lainnya. Pemahaman akan pengorganisasian politik diketengahkan oleh
Evans-Pritchard sebagaimana dituliskan oleh Frank McGlynn dan Arthur Tuden
dalam buku mereka yang berjudul Anthropological
Approaches to Political Behavior: Contributions from Ethnology.
Pengorganisasian politik menurut Evans-Prichard adalah struktur – struktur atau
hubungan yang mempertahankan atau membangun tatanan sosial dalam suatu wilayah,
melalui latihan atau wewenang yang terorganisir dengan menggunakan, atau
mungkin saja menggunakan paksaan fisik (“those
structures or relationships which maintain or establish social order within a
territorial framework, by the organized exercise or coercive authority through
the use, or the possibility of the use of physical force”).
Hal yang selanjutnya adalah pandangan mengenai
Struktur Politik. Evans-Pritchard dalam buku tulisan Luis Dumont dan Robert Parkin
yang berjudul An Introduction to Two
Theories of Social Anthropology = Descent Groups and Marriage Alliance,
menyebutkan bahwa Struktur Politik merupakan bentuk hubungan dalam suatu sistem
wilayah antar kelompok perorangan yang tinggal dalam wilayah tertentu dan sadar
akan identitas dan keekslusifan mereka.
RINGKASAN DAN PEMAHAMAN AKAN
TULISAN
Dalam
bagian Introduction Bailey memulai
dengan pemikiran mengenai dunia mafia. Ada tiga hal utama yang dia utarakan
mengenai dunia mafia, terutama mengenai “Kontes Untuk Menjadi Pemimpin” atau
yang dalam artikel ini ditulis sebagai contests
for leadership. Yang pertama adalah
bahwa dunia kejahatan, atau dunia mafia, memiliki keteraturannya tersendiri.
Yang kedua adalah bahwa untuk menduduki posisi sebagai leader atau pemimpin, seseorang akan bertarung dan membunuh untuk
meraih supremasi sesuai dengan aturan main. Dan yang terakhir adalah terstrukturnya
proses penggantian pemimpin.
Dalam tulisan ini, Bailey menggunakan analogi dimana
politik adalah merupakan sebuah permainan, yang dalam tulisan ini disebut
sebagai game, dimana ada aturan main
di dalamnya. Permainan dalam dunia politik bertujuan untuk menghancurkan aturan
main seseorang dan menetapkan aturan main yang benar – benar berbeda. Aturan
main ini dimaksudkan untuk mengarahkan seseorang agar bertindak lebih efektif. Aturan
main ini terbagi dalam dua. Yang pertama adalah normatif dan yang kedua dalah
pragmatis. Peraturan yang normatif digunakan untuk melihat apakah suatu
tindakan yang diambil benar atau salah sedang peraturan yang pragmatis lebih
untuk melihat keefektifan suatu tindakan, terlepas apakah tindakan tersebut
benar atau salah (bebas nilai) atau dengan kata lain bisa saja tidak sesuai dengan
aturan main. Kebanyakan pemimpin memanipulasi aturan normatif kedalam aturan
yang lebih pragmatis dan cenderung sinis demi memenangkan permainan.
Dalam tulisan ini sistem politik dibangun dari struktur
politik ditambah dengan keadaan lingkungan itu sendiri. Kehidupan suatu
struktur politik ditentukan oleh kemampuannya untuk “beradaptasi” dengan
keadaan lingkungan dengan memodifikasi diri atau berubah sama sekali. Proses adaptasi diri struktur politik tersebut disebut
dengan maintenance atau dalam istilah
Antropologi disebut dengan equilibrium.
Ada beberapa aturan main yang membentuk suatu struktur
politik. Yang pertama adalah “hadiah” apa yang mereka dapatkan apabila mereka
menang. “Hadiah” dalam hal ini sarat nilai secara kultural seperti
penghormatan, kekuasaan atau tanggungjawab yang harus mereka pikul. Yang kedua adalah adanya anggota tim atau personil. Ada tiga kategori personil: (1) komunitas
politik, (2) elit politik, dan (3) pendukung. Yang ketiga adalah kepemimpinan
atau leadership. Kepemimpinan dapat
dilihat dari dua arah. Dari dalam tim yang “bertanding” itu sendiri pemimpin
adalah seseorang yang bertindak sebagai si pengambil keputusan dan penyelesai
masalah sedangkan dari luar tim, tim lawan memandang pemimpin tim lain sebagai
saingan yang didukung oleh pengikutnya serta sumber – sumber lain. Yang keempat
adalah jalannya “pertandingan” itu sendiri hingga ditentukannya siapa yang
menang dan siapa yang kalah. Proses “pertandingan” itu disebut oleh Bailey
dengan menggunakan kata subversión. Yang
kelima atau yang terakhir adalah adanya “wasit” dalam kontes tersebut. “Wasit”
yang dimaksud oleh Bailey orang – orang yang memiliki peran mengontrol jalannya
pertandingan atau terkadang sesuatu yang bersifat mistis seperti ramalan,
nubuat, wahyu, dsb dimana nilai – nilai yang membatasi dipegang dan
dipertahankan. “Wasit” yang ideal disebutkan oleh Bailey diharapkan netral dan
mengharuskan “pemain” untuk taat pada peraturan.