Thursday, October 25, 2012

Review: “Stratagems and Spoils” BAB 1 dan BAB 2, F. G. Bailey


TEMA PEMBAHASAN

Tema besar dalam mereview tulisan ini adalah Sistem dan Struktur Politik. Ada dua hal dari tema tersebut yang dapat ditarik, yaitu Sistem Politik dan Struktur Politik. Kedarnath Dash dalam bukunya yang berjudul Invitation to Social and Cultural Anthropology tidak memberikan definisi dari Sistem Politik karena Sistem Politik sangat tergantung pada wilayah serta prinsip pengorganisasian politik itu sendiri, namun dia menyebutkan bahwa Sistem merupakan serangkaian unsur. dimana diantara beberapa unsur tersebut, seseorang dapat mengidentifikasi hubungan dimana beberapa diantara hubungan tersebut mengimplikasikan jenis hubungan yang lainnya. Pemahaman akan pengorganisasian politik diketengahkan oleh Evans-Pritchard sebagaimana dituliskan oleh Frank McGlynn dan Arthur Tuden dalam buku mereka yang berjudul Anthropological Approaches to Political Behavior: Contributions from Ethnology. Pengorganisasian politik menurut Evans-Prichard adalah struktur – struktur atau hubungan yang mempertahankan atau membangun tatanan sosial dalam suatu wilayah, melalui latihan atau wewenang yang terorganisir dengan menggunakan, atau mungkin saja menggunakan paksaan fisik (“those structures or relationships which maintain or establish social order within a territorial framework, by the organized exercise or coercive authority through the use, or the possibility of the use of physical force”).

Hal yang selanjutnya adalah pandangan mengenai Struktur Politik. Evans-Pritchard dalam buku tulisan Luis Dumont dan Robert Parkin yang berjudul An Introduction to Two Theories of Social Anthropology = Descent Groups and Marriage Alliance, menyebutkan bahwa Struktur Politik merupakan bentuk hubungan dalam suatu sistem wilayah antar kelompok perorangan yang tinggal dalam wilayah tertentu dan sadar akan identitas dan keekslusifan mereka.


RINGKASAN DAN PEMAHAMAN AKAN TULISAN

Dalam bagian Introduction Bailey memulai dengan pemikiran mengenai dunia mafia. Ada tiga hal utama yang dia utarakan mengenai dunia mafia, terutama mengenai “Kontes Untuk Menjadi Pemimpin” atau yang dalam artikel ini ditulis sebagai contests for leadership. Yang pertama adalah bahwa dunia kejahatan, atau dunia mafia, memiliki keteraturannya tersendiri. Yang kedua adalah bahwa untuk menduduki posisi sebagai leader atau pemimpin, seseorang akan bertarung dan membunuh untuk meraih supremasi sesuai dengan aturan main. Dan yang terakhir adalah terstrukturnya proses penggantian pemimpin.

Dalam tulisan ini, Bailey menggunakan analogi dimana politik adalah merupakan sebuah permainan, yang dalam tulisan ini disebut sebagai game, dimana ada aturan main di dalamnya. Permainan dalam dunia politik bertujuan untuk menghancurkan aturan main seseorang dan menetapkan aturan main yang benar – benar berbeda. Aturan main ini dimaksudkan untuk mengarahkan seseorang agar bertindak lebih efektif. Aturan main ini terbagi dalam dua. Yang pertama adalah normatif dan yang kedua dalah pragmatis. Peraturan yang normatif digunakan untuk melihat apakah suatu tindakan yang diambil benar atau salah sedang peraturan yang pragmatis lebih untuk melihat keefektifan suatu tindakan, terlepas apakah tindakan tersebut benar atau salah (bebas nilai) atau dengan kata lain bisa saja tidak sesuai dengan aturan main. Kebanyakan pemimpin memanipulasi aturan normatif kedalam aturan yang lebih pragmatis dan cenderung sinis demi memenangkan permainan.

Dalam tulisan ini sistem politik dibangun dari struktur politik ditambah dengan keadaan lingkungan itu sendiri. Kehidupan suatu struktur politik ditentukan oleh kemampuannya untuk “beradaptasi” dengan keadaan lingkungan dengan memodifikasi diri atau berubah sama sekali. Proses adaptasi diri struktur politik tersebut disebut dengan maintenance atau dalam istilah Antropologi disebut dengan equilibrium.

Ada beberapa aturan main yang membentuk suatu struktur politik. Yang pertama adalah “hadiah” apa yang mereka dapatkan apabila mereka menang. “Hadiah” dalam hal ini sarat nilai secara kultural seperti penghormatan, kekuasaan atau tanggungjawab yang harus mereka pikul. Yang kedua adalah adanya anggota tim atau personil.  Ada tiga kategori personil: (1) komunitas politik, (2) elit politik, dan (3) pendukung. Yang ketiga adalah kepemimpinan atau leadership. Kepemimpinan dapat dilihat dari dua arah. Dari dalam tim yang “bertanding” itu sendiri pemimpin adalah seseorang yang bertindak sebagai si pengambil keputusan dan penyelesai masalah sedangkan dari luar tim, tim lawan memandang pemimpin tim lain sebagai saingan yang didukung oleh pengikutnya serta sumber – sumber lain. Yang keempat adalah jalannya “pertandingan” itu sendiri hingga ditentukannya siapa yang menang dan siapa yang kalah. Proses “pertandingan” itu disebut oleh Bailey dengan menggunakan kata subversión. Yang kelima atau yang terakhir adalah adanya “wasit” dalam kontes tersebut. “Wasit” yang dimaksud oleh Bailey orang – orang yang memiliki peran mengontrol jalannya pertandingan atau terkadang sesuatu yang bersifat mistis seperti ramalan, nubuat, wahyu, dsb dimana nilai – nilai yang membatasi dipegang dan dipertahankan. “Wasit” yang ideal disebutkan oleh Bailey diharapkan netral dan mengharuskan “pemain” untuk taat pada peraturan.

No comments:

Post a Comment