(Pem)Bacaan Ekstrem Mengenai Facebook
© 2010 Daniel Miller, University College London,
Open Anthropology Cooperative Press www.openanthcoop.net/press
Pada
tahun 2009 hingga 2010 saya mengadakan penelitian di Trinidad. Penelitian ini
berdasarkan pada partisipasi (observasi) yang dilakukan lebih dari satu tahun
bersama dengan banyak warga Trinidad mengenai Facebook itu sendiri, ditambah
dengan 2 bulan di negara tersebut melakukan diskusi secara tatap muka mengenai
Facebook dengan beberapa peserta, termasuk melakukan lebih dari limapuluh
wawancara formal.
Penelitian
di Trinidad menunjukkan bahwa memang ada kasus yang menyebutkan bahwa SNS (Social Network Sites – Situs Jaringan
Sosial) memutarbalikkan tren – tren utama sebagaimana diasumsikan oleh sebagian
besar ilmu sosial. Yang pasti dengan menggunakan Facebook, terjalinlah seluruh
tali silaturahmi yang selama ini putus, misalnya, dengan teman – teman sekolah
dulu atau saudara yang pindah ke luar daerah. Banyak dari peserta dalam kajian
ini menggunakan jaringan ini selama beberapa jam dalam sehari untuk
menghidupkan kembali apa yang selama ini dipandang sebagai pengabdian yang
bersifat tradisional pada hubungan sosial yang lebih tertutup yang memang dekat
pada ide klasik mengenai komunitas.
Alana
merupakan siswi perguruan tinggi yang tinggal di semacam pemukiman yang di kontemporer
Trinidad sudah mulai jarang ditemukan. Trinidad modern merupakan wilayah yang
cukup mobile dan jarang ditemukannya
orang dari segala usia yang tinggal di tempat
mereka dilahirkan. Ada dua jadwal utama Alana ketika dia Facebook-an.
Awalnya dia dibujuk untuk menggunakan Facebook oleh beberapa sepupunya yang
berumur lebih muda yang suka bermain FarmVille. Dia mengakui bahwa
dengan bermain permainan tersebut, waktu yang dihabiskannya untuk online bertambah dua jam per harinya. Namun
konsekuensi yang dia dapat adalah membaiknya hubungan persepupuan secara online yang dirasa cukup efektif dalam
memperbaiki hubungan dengan keluarga besarnya. Alana mengakhiri permainan
dengan keluarganya tersebut dengan tidur sekitar jam 8 malam. Dia bangun tengah
malam dan semenjak dia bangun hingga jam 3 pagi dia Facebook-an dengan teman
kuliah sekelasnya. Sebagian besar dari mereka memiliki ritme harian yang sama.
Alana memperhatikan bahwa hanya sekitar 20% dari percakapan berikutnya murni
mendiskusikan PR dan proyek bersama.
Ketika memandang hakikat Facebook sebagai sebuah
komunitas Alana paham betul bahwa hal tersebut hanya dapat dinilai menjadi
suatu hal yang relatif bagi masyarakat offline.
Alana menyimpulkan bahwa Facebook digunakan untuk melengkapi tingkatan
komunitas offline. Facebook memiliki
semua hal yang kontradiktif terhadap apa yang dapat ditemukan dalam suatu
komunitas. Kita tidak dapat memiliki kedekatan
dan privasi secara sekaligus. Kita tidak akan mendapatkan bantuan professional
apabila tidak menderita klaustrofobia. Tingkat pertemanan kita tidak akan
meningkat tanpa adanya pertengkaran hebat. Pilihannya pada apakah semuanya
lebih intens secara sosial atau tidak sama sekali. Jadi yang paling penting dari
apa yang disediakan oleh Facebook adalah cara untuk melengkapi versi offline dari komunitas dan untuk hidup
dalam kontradiksi – kontradiksi yang sama.
Dengan
demikian cara terbaik untuk memahami Facebook berhubungan erat dengan kajian
antropologis mengenai masyarakat close-knit
dan masyarakat intens, dan bukannya (memahami Facebook) sebagai bagian dari
bentuk pertemuan secara sosiologis dengan individualisme kontemporer serta
bentuk jaringan yang dibayangkan oleh Castells. Facebook, sepertinya, merupakan
akhir dari apa yang sebelumnya disebut sebagai atrisi alami jaringan sosial.
Facebook membawa semua orang yang sebelumnya diabaikan kembali pada kerangka
bentuk hubungan terkini, seperti kerabat yang menghilang dan teman – teman
sekolah. Facebook mampu memberikan rasa
sama – sama penting dengan membawa kembali populasi yang terdiáspora dan
melakukan ameliorasi lingkungan tempat tinggal mereka di negara yang berbeda.
Keterangan (bukan bagian dari artikel ini):
Masyrakat close-knit: masyarakat dengan jalinan
yang erat dimana masyarakatnya saling membantu dan mendukung.
Masyarakat intens (intense society): masyarkat yang
memiliki persamaan sosial, solidaritas dan kebersamaan
Atrisi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti proses saling mengikis atau bisa juga dikatakan
pengikisan
Diaspora dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti masa
tercerai-berainya suatu bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia dan
bangsa tersebut tidak memiliki negara, misal bangsa Yahudi sebelum negara
Israel berdiri pd tahun 1948.
Ameliorasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti peningkatan nilai makna dari makna yang
biasa atau buruk menjadi makna yg baik
|
Mengingat
bahwa Facebook merupakan suatu jaringan sosial, idiom paling sederhana yang
mungkin untuk membentuk pemikiran atas bentuk hubungan dengan Facebook itu
sendiri adalah dengan menganggap hubungan (dengan Facebook) tersebut semacam
meta-sahabat. Satu keuntungan Facebook
adalah bahwa Facebook benar – benar merupakan sahabat yang dapat diandalkan. Facebook
menjadi tempat dimana kita dapat berbicara sebanyak mungkin, dengan atau tanpa
respon dari yang lain. Situs ini benar –
benar memperhatikan permasalahan yang telah berlangsung lama yaitu kebosanan,
terutama kebosanan yang dialami remaja, tanpa harus membebani waktu orang lain.
Membagikan penderitaan secara publik dimungkinkan dengan adanya Facebook.
Setelah
beberapa saat mempelajari Facebook, jelas bahwa, apapun alasannya pada saat
kita berteman dengan mereka , kebanyakan orang menyadari bahwa ada dua lapisan
utama dalam jaringan mereka. Lapisan pertama adalah lapisan aktif yaitu pada
siapa pengguna Facebook memberikan respon dan siapa yang menanggapi serta
lapisan kedua adalah lapisan tidak aktif dari ratusan orang lainnya yang
mewakili orang lain pada umumnya yang terdiri dari seseorang atau semua orang. Kita
tidak secara aktif terlibat dengan mereka, namun mereka sadar bahwa mereka ada
dan pertanyaan yang tersisa adalah apa peran mereka dalam kaitannya dengan postingan personal kita.
Kita telah sampai pada titik dimana Facebook
dianggap telah menyediakan médium penting dari visibilitas dan penyaksian oleh
publik (public witnessing). Facebook
memberikan pembentukan moral dimana kita memiliki rasa tidak hanya mengenai
siapa kita tapi siapa kita seharusnya. Facebook normatif tidak hanya pada
netiket yang telah disepakati (konsensual), tapi juga dorongan untuk
menyaksikan tatanan moral diri.
No comments:
Post a Comment