Apa
yang Dikatakan Tweetmu Tentang Dirimu
kepada Kami: Identitas, Kepemilikan dan Privasi Data Twitter
Heather Small, Kristine Kasianovitz,
Ronald Blanford dan Ina Celaya, Universitas California, Los Angeles. The International Journal
of Digital Curation
(Jurnal Internasional Kurasi Digital), Vol. 7 Issue 1 | 2012
Penggunaan situs jejaring sosial dan
bentuk – bentuk lain dari media sosial oleh populasi global relatif merupakan
fenomena yang akhir – akhir ini terjadi yang telah memungkinkan bentuk – bentuk
baru dari narasi; para peneliti semakin tertarik untuk mengakses, menggali, dan
menganalisa dokumentasi partisipatori dari kejadian – kejadian nyata dan tren
sosial.
Twitter merupakan platform media sosial yang popular.
“Media sosial didefinisikan sebagai
platform dan teknologi yang berbasis internet yang memungkinkan interaksi
pengguna dan/atau memfasilitasi penciptaan dan pertukaran isi yang dibuat oleh
pengguna… Data media sosial
mengacu pada informasi (foto, komentar, dll) yang pengguna buat atau bagikan
saat mereka berkegiatan dalam atau dengan media sosial.” (ESOMAR, 2011).
Apa itu Twitter?
Diluncurkan pada
tahun 2006. Twitter merupakan platform mikroblog yang memungkinkan penulis
untuk memasang pesan sepanjang 140 karakter, atau “Tweets” ke jaringan pengikut mereka.
“Twitter meminta
para pengguna untuk menjawab pertanyaan “Kamu lagi apa? menciptakan kerangka
waktu yang terus menerus terbaharui atau stream
pesan – pesan pendek yang beragam dari lelucon… ke tautan – tautan hingga
berita – berita terkini.” (Marwick &
boyd [sic], 2010).
Fungsionalitas dan
struktur Twitter berputar sekitar hubungan – hubungan yang diilustrasikan.
Twitter memungkinkan penggunanya untuk melihat isi yang dibuat oleh, dan
berhubungan dengan, orang – orang dan organisasi – organisasi yang dengan
berbagai kepentingan yang mereka ikuti (“follow”).
Para pengguna dapat melihat siapa mengikuti siapa di Twitterverse, atau
komunitas pengguna Twitter, dan membaca diskusi – diskusi publik seputar topik
– topik yang ditandai dengan sebuah ”hashtag”
(misalnya #idcc11). Fungsi hashtags adalah sebagai sistem kata kunci folksonomik
dalam pengorganisasian pesan – pesan yang mengacu pada topik tertentu. Struktur
berjaringan Twitter memungkinkan pengguna untuk melihat isi dengan berbagai
cara dengan menekan hashtag, penulis,
waktu atau pengikut.
Kajian akhir –
akhir ini yang berdasarkan pada data Twitter menunjukkan nilai multidisipliner
dari hampir setiap segi dari isi. Para peneliti telah menggunakan parameter
waktu dan lokasi Twitter untuk melacak alur informasi seputar kegiatan –
kegiatan (event) (Cross, 2010; De Longueville, et al., 2009; Lundquist, 2011;
Yardi & boyd, 2010); mereka
mengumpulkan sampel – sampel dari Tweets untuk
menkaji pergeseran percakapan dan demografi dari waktu ke waktu (Golbeck,
Grimes & Rogers, 2010); mereka melakukan
analisa hashtag dan percakapan untuk
mendapatkan pemahaman bagaimana percakapan dan impresi – impresi berkembang
sekitar topik tertentu. (Ifukor, 2010; Marwick
& boyd, 2010; Ross, Terras, Warwick
& Welsh, 2011; Yardi & boyd, 2010); dan para peneliti mengumpulkan seluruh stream dan jaringan dari pengguna
tunggal untuk melaksanakan studi yang mendalam mengenai penggunaan sosial media
secara individu (Gruzd, Wellman & Takhteyev, 2011;
Starbird, Palen, Hughes, & Vieweg, 2010).
Dalam beberapa kasus, para peneliti mengkombinasikan data dari banyak
platform media sosial, mengilustrasikan nilai tambahan yang dihasilkan dari
pembuatan data Twitter yang lebih dapat ditelusuri dan dapat saling berfungsi
guna satu sama lain (interoperable) (Cross,
2010; Starbird, et al., 2010).
Keterangan (BUKAN BAGIAN DARI ARTIKEL) untuk interoperable: entitas yang terpisah
(misalnya, perangkat, program perangkat lunak, agen / pengguna, lembaga) dapat
berfungsi guna satu sama lain untuk beberapa tujuan)
Identitas Twitter: Apakah Data
ini Terpercaya?
“Identitas
online tidak dapat dipahami sebagai
linier atau statis…. Komunitas sosial online,
mereka melihat, merasakan, mempersepsikan apa yang nampak, bahkan lokasi dari
identitas online dapat diganti,
diedit, dilebih-lebihkan, atau dihapus saat itu juga…. Identitas online perlu dipahami sebagai
representasi yang terus berubah, tidak pernah dalam posisi yang sama, dan terus
menerus dalam pembuatan.” (Tyma &
Leonard, 2011).
Keaslian adalah konsep
yang sangat subyektif, menciptakan perdebatan atas isu anonimitas yang
ditampilkan dalam media sosial. Keaslian Tweet
bisa saja berdsarkan pada penulis bayangan atau penulis anonim; @nama
pengguna di Twitter dapat dianggap sebagai “penulis” dari catatan, individu
yang “nyata” yang menciptakan Tweet tetap
tanpa nama (anonim), sehingga sulit bagi beberapa pengguna untuk memercayai
data tersebut.
No comments:
Post a Comment