Thursday, July 18, 2013

Anonimitas dan Nama Samaran di Dunia Maya - M. E. Kabay - A Translation

Anonimitas dan Nama Samaran di Dunia Maya: Deindividuasi, Ketidaksopanan dan Pelanggaran Hukum Versus Kebebasan dan Privasi
Oleh M. E. Kabay, PhD; Direktur CISSP (Certified Information Systems Security Professional – Profesional Keamanan Sistem Informasi (yang) Bersertifikat)  Asosiasi Pendidikan Internasional Keamanan Komputer, Makalah dipresentasikan pada Konferensi Tahunan Institut Eropa untuk Penelitian Anti-Virus Komputer (European Institute for Computer Anti-Virus Research (EICAR)), Munich, Jerman 16-8 Maret 1998

Pertumbuhan internet memicu penggunaan anonimitas dan nama samaran dalam komunikasi elektronik. Di dunia nyata, identitas berada dalam tataran dimana seorang individu dikenali berdasarkan identitas tersebut serta individu tersebut bertanggungjawab atas tindakannya; di dunia maya identitas semata hanyalah user-ID.

Dunia Nyata
Demi kemudahan pemaham, “dunia nyata” di sini mengacu pada dunia materi, fisik dan molekuler dari interaksi manusia sehari – hari. Penggunaan istilah “dunia nyata” berdasarkan penjelasan tersebut tidak berarti bahwa dunia maya kurang signifikan, tidak berguna atau bahkan “nyata” daripada tingkatan yang ada di planet dimana kita berinteraksi, penggunaan istilah ini lebih bertujuan untuk membedakan antara (interaksi) yang fisik dan elektronik.
Identitas di Dunia Nyata
Makna utama dari kata benda “identitas” dalam hal ini didefinisikan dalam sebuah kamus (American Heritage, 1992) sebagaimana (dikutip secara langsung):
1.       Aspek kolektif dari himpunan karakteristik dimana suatu hal sudah pasti dapat dikenali atau diketahui;
2.       Himpinan karakteristik perilaku atau pribadi seseorang dimana seorang individu dikenali sebagai anggota suatu kelompok;
3.       Kepribadian yang berbeda dari seorang individu dianggap sebagai entitas tetap; individualitas.

Anonimitas dan Nama Samaran di Dunia Nyata
Anonimitas dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu hal tidak ada nama atau dengan nama yang tidak diketahui. Nama samaran (pseudonim) merupakan penggunaan nama palsu. Kedua isilah ini dimaknai negatif dalam Bahasa Inggris; namun demikian, anonimitas memiliki sejarah yang dianggap terhormat di dunia filsafat dan politik. Citranya tidak sepenuhnya buruk. Terkadang suatu konteks yang berbeda dapat membebaskan subyek anonim (tanpa nama) dari hambatan kontraproduktif.

Aneka Jenis Anonimitas dan Nama Samaran (Pseudonim)
Mendefinisikan berbagai tingkatan tingkah laku akan memberi manfaat dalam memahami permasalahan anonimitas dan nama samara. Froomkin (1995) membedakan antar 4 bentuk dari identifikasi yang bukan sesungguhnya (identifikasi palsu) atau nir identifikasi:  
1.       Anonimitas yang dapat dilacak: anonymous remailer (layanan yang memungkinkan orang mengirim email menggunakan alamat email yang tersembunyi (anonim)) yang menyimpan rekaman alur pesan asli dengan pesan yang dianonimkan memudahkan pelacakan. Anonimitas on-line yang dapat dilacak memungkinkan orang – orang untuk menjaga privasi mereka dengan menggunakan identitas samaran, akan tetapi banyak ISP (Internet Service Provider – Penyedia Layanan Internet) akan memberikan identitas di dunia nyata (dari si pemilik identitas samaran) kepada penegak hukum karena adanya surat perintah atau kepada pengacara atas dasar surat perintah pengadilan.
2.       Anonimitas (yang) tak terlacak: Alur pesan yang dianonimkan tidak direkam atau tidak tersedia
3.       Nama samaran (yang) tak terlacak: Identitas atau persona yang terus menerus digunakan memungkinkan komunikasi dengan seorang koresponden dan tidak akan mungkin bisa mengaitkan si pengguna nama samaran dengan identitas koresponden di dunia nyata.
4.       Nama samaran yang dapat dilacak: seseorang, di suatu tempat memiliki informasi yang dibutuhkan untuk menunjukkan hubungan antara seorang pemilik nama samaran dengan identitasnya di dunia nyata.
Faktor lain yang membuat anonimitas dan nama samaran menjadi penting di dunia maya adalah kemudahan dalam melakukan replikasi pesan.
Dalam diskusi yang membahas apakah masyarakat harus membatasi anonimitas dan nama samaran, argumen yang biasa muncul adalah bahwa modus komunikasi yang seperti ini diperlukan dalam melakukan perlawanan terhadap perusahaan dan lembaga politik yang tiran. Anonimitas dan nama samaran yang, dalam hal ini, dipandang sebagai ekspresi hak atas privasi. Penyalahgunaan atas perangkat - perangkat ekspresi ini merupakan harga yang harus dibayar masyarakat yang mempertahankannya (perangkat - perangkat ekspresi).
Kelompok diskusi politik,  perlawanan terhadap rezim totaliter, dan diskusi – diskusi permasalahan sosial yang memalukan atau traumatis lebih mudah dilakukan bagi banyak orang dengan menggunakan nama samaran atau anonim. Anonimitas memberikan kebebasan berbicara mengenai politik tanpa batas, pemberian peringatan (whistle-blowing) dengan rendahnya kemungkinan dilakukannya balas dendam, dan diskusi publik atau tertutup yang membahas permasalahan yang memalukan (Froomkin, 1995, 1996). Ubois (1995) menyatakan, “Komunikasi anonimus berguna untuk beberapa hal. Komunikasi ini telah lama digunakan sebagai alat bantu untuk hotline Pusat Pencegahan Bunuh Diri, kotak – kotak saran, dan iklan pribadi. Anonimitas menyediakan privasi, kerahasiaan dan keamanan untuk orang perorangan. Secara bersamaan, anonimitas menggarisbawahi konflik kepentingan antara individu dan komunitas.
Keterangan (bukan bagian dari makalah ini)
Whistle blowing – biasanya untuk memberikan peringatan atas dilakukannya sesuatu yang tidak etis dan dengan dilakukannya whistle-blowing akan memberikan akibat yang tidak menyenangkan bahkan serius bagi si pelaku yang tidak etis tersebut) 

Di beberapa ruang ngobrol (chat rooms) dan multi-user dungeons (MUD – suatu ruang/domain dimana banyak pengguna di dalamnya), anonimitas memungkinkan berkembangnya imajinasi yang berangkat dari batasan identitas seseorang di dunia nyata, status sosial, gender dan preferensi gender, afiliasi politik, negara asal, dan agama. Lingkungan multimedia seperti WorldsAway (http://www.worldsaway.com/home.shtml) menyediakan nama samaran imajinatif dengan memberikan kemungkinan pada masing – masing pemain untuk memilih nama tetap dan representasi diri mereka dalam bentuk gambar (avatar) dengan fitur yang lucu dan aneh (gambar berbagai macam kepala binatang, warna kulit, bentuk tubuh dan sebagainya). Pemain mengadopsi kepribadian yang bisa sangat berbeda dari identitas dunia nyata mereka, namun merupakan (menjadi) identitas yang konsisten di dunia virtual.
Kepribadian elektronik yang tidak berwujud dan anonimus dapat menyelamatkan mereka dari efek membahayakan dari ketidakpedulian dan prasangka buruk (Detweiler, 1993).
Froomkin (1996) meringkas permasalahan tersebut dengan baik dalam tinjauan magisternya dalam hal tantangan anonimitas di dunia maya:
“Anonimitas terletak di jantung tiga permasalahan yang saling berkaitan dari komunikasi lewat komputer melalui jaringan terdistribusi (yang kemudian pendeknya saya sebut sebagai “internet”):
-          Pertama, anonimitas komunikatif merupakan permasalahan itu sendiri: internet memudahkan komunikasi anonimus, dan hal ini memiliki konsekuensi yang baik dan buruk. …
-          Kedua, tersedianya komunikasi elektronik anonimus secara langsung mempengaruhi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan mengenai transaksi elektronik melalui internet (resmi dan tidak resmi).
-          Ketiga, anonimitas kemungkinan merupakan alat utama yang tersedia bagi warga negara untuk memerangi kompilasi dan analisa data pribadi, meskipun perundang-undangan dalam hal perlindungan data memiliki dampak juga.
Rose (1994), yang terkenal dalam lingkaran perundang-undangan dunia maya, menulis komentar pedasnya atas aplikasi yang tidak semestinya dari anonimitas on-line::

·         "Orang secara anonim dapat mengirimkan berbagai macam bahan ilegal dan merugikan ke area publik: pelanggaran hak cipta, kecabulan, informasi kartu kredit yang dicuri, kebohongan dan fitnah, dan sebagainya. Individu yang tidak suka dengan kata-kata atau kelakuan seseorang dapat melakukan apapun terhadap orang tersebut tanpa takut akan terjadinya balas dendam.  Remailer anonim bagus untuk para pengecut. Orang – orang yang ingin menyebarluaskan pesan yang penuh dengan kebencian dan kesalahpahaman, namun tidak mau mempertahankan pendapatnya di depan publik, dapat melakukan tindakan dengan berlindung pada tembok anonimitas dan menyuntikkan dosis polusi pemikiran dalam jumlah yang besar ke arena publik.”

No comments:

Post a Comment