Thursday, July 18, 2013

Apa yang Dikatakan Tweetmu Tentang Dirimu kepada Kami: Identitas, Kepemilikan dan Privasi Data Twitter - Small, Kasianovitz, Blanford dan Celaya

Apa yang Dikatakan Tweetmu Tentang Dirimu kepada Kami: Identitas, Kepemilikan dan Privasi Data Twitter
Heather Small, Kristine Kasianovitz, Ronald Blanford dan Ina Celaya, Universitas California, Los Angeles. The International Journal of Digital Curation  (Jurnal Internasional Kurasi Digital), Vol. 7 Issue 1 | 2012
Penggunaan situs jejaring sosial dan bentuk – bentuk lain dari media sosial oleh populasi global relatif merupakan fenomena yang akhir – akhir ini terjadi yang telah memungkinkan bentuk – bentuk baru dari narasi; para peneliti semakin tertarik untuk mengakses, menggali, dan menganalisa dokumentasi partisipatori dari kejadian – kejadian nyata dan tren sosial.
Twitter merupakan platform media sosial yang popular.
“Media sosial didefinisikan sebagai platform dan teknologi yang berbasis internet yang memungkinkan interaksi pengguna dan/atau memfasilitasi penciptaan dan pertukaran isi yang dibuat oleh pengguna… Data media sosial mengacu pada informasi (foto, komentar, dll) yang pengguna buat atau bagikan saat mereka berkegiatan dalam atau dengan media sosial.” (ESOMAR, 2011).

Apa itu Twitter?
Diluncurkan pada tahun 2006. Twitter merupakan platform mikroblog yang memungkinkan penulis untuk memasang pesan sepanjang 140 karakter, atau “Tweets” ke jaringan pengikut mereka.
“Twitter meminta para pengguna untuk menjawab pertanyaan “Kamu lagi apa? menciptakan kerangka waktu yang terus menerus terbaharui atau stream pesan – pesan pendek yang beragam dari lelucon… ke tautan – tautan hingga berita – berita terkini.”  (Marwick & boyd [sic], 2010).
Fungsionalitas dan struktur Twitter berputar sekitar hubungan – hubungan yang diilustrasikan. Twitter memungkinkan penggunanya untuk melihat isi yang dibuat oleh, dan berhubungan dengan, orang – orang dan organisasi – organisasi yang dengan berbagai kepentingan yang mereka ikuti (“follow”). Para pengguna dapat melihat siapa mengikuti siapa di Twitterverse, atau komunitas pengguna Twitter, dan membaca diskusi – diskusi publik seputar topik – topik yang ditandai dengan sebuah ”hashtag” (misalnya #idcc11). Fungsi hashtags  adalah sebagai sistem kata kunci folksonomik dalam pengorganisasian pesan – pesan yang mengacu pada topik tertentu. Struktur berjaringan Twitter memungkinkan pengguna untuk melihat isi dengan berbagai cara dengan menekan hashtag, penulis, waktu atau pengikut.
Kajian akhir – akhir ini yang berdasarkan pada data Twitter menunjukkan nilai multidisipliner dari hampir setiap segi dari isi. Para peneliti telah menggunakan parameter waktu dan lokasi Twitter untuk melacak alur informasi seputar kegiatan – kegiatan (event) (Cross, 2010; De Longueville, et al., 2009; Lundquist, 2011; Yardi & boyd, 2010); mereka mengumpulkan sampel – sampel dari Tweets untuk menkaji pergeseran percakapan dan demografi dari waktu ke waktu (Golbeck, Grimes & Rogers, 2010); mereka melakukan analisa hashtag dan percakapan untuk mendapatkan pemahaman bagaimana percakapan dan impresi – impresi berkembang sekitar topik tertentu. (Ifukor, 2010; Marwick & boyd, 2010; Ross, Terras, Warwick & Welsh, 2011; Yardi & boyd, 2010); dan para peneliti mengumpulkan seluruh stream dan jaringan dari pengguna tunggal untuk melaksanakan studi yang mendalam mengenai penggunaan sosial media secara individu (Gruzd, Wellman & Takhteyev, 2011; Starbird, Palen, Hughes, & Vieweg, 2010). Dalam beberapa kasus, para peneliti mengkombinasikan data dari banyak platform media sosial, mengilustrasikan nilai tambahan yang dihasilkan dari pembuatan data Twitter yang lebih dapat ditelusuri dan dapat saling berfungsi guna satu sama lain (interoperable) (Cross, 2010; Starbird, et al., 2010).
Keterangan (BUKAN BAGIAN DARI ARTIKEL) untuk interoperable: entitas yang terpisah (misalnya, perangkat, program perangkat lunak, agen / pengguna, lembaga) dapat berfungsi guna satu sama lain untuk beberapa tujuan)

Identitas Twitter: Apakah Data ini Terpercaya?
“Identitas online tidak dapat dipahami sebagai linier atau statis…. Komunitas sosial online, mereka melihat, merasakan, mempersepsikan apa yang nampak, bahkan lokasi dari identitas online dapat diganti, diedit, dilebih-lebihkan, atau dihapus saat itu juga…. Identitas online perlu dipahami sebagai representasi yang terus berubah, tidak pernah dalam posisi yang sama, dan terus menerus dalam pembuatan.” (Tyma & Leonard, 2011).

Keaslian adalah konsep yang sangat subyektif, menciptakan perdebatan atas isu anonimitas yang ditampilkan dalam media sosial. Keaslian Tweet bisa saja berdsarkan pada penulis bayangan atau penulis anonim; @nama pengguna di Twitter dapat dianggap sebagai “penulis” dari catatan, individu yang “nyata” yang menciptakan Tweet tetap tanpa nama (anonim), sehingga sulit bagi beberapa pengguna untuk memercayai data tersebut. 

No comments:

Post a Comment