Ada dua poin utama dari kapitalisme, menurut Miguel
Angel Centeno and Joseph Nathan Cohen
(2010: chapter 1). Pertama adalah kepemilikan secara individu atau sebuah badan
resmi: “However one might define capitalism, the notion of
private property is critical to it. Objects,
money, ideas, and spaces, can be owned by individuals (or legal entities like
corporations).” Sehingga bisa dikatakan
bahwa pemilik merupakan aktor utama dalam kapitalisme. Kedua, Centeno dan Cohen menggarisbawahi bahwa pasar
sebagai institusi yang penting dalam kapitalisme.
Untuk membedakan antara kapitalisme global, regional dan
nasional pertama – tama saya akan membedakannya berdasarkan pangsa pasarnya.
1. Global: ditandai dengan perusahaan – perusahaan milik
individu atau multi-corporate yang
beroperasi lintas-batas regional seperti Dunkin Donuts. Kepemilikan awal dari
perusahaan ini adalah perorangan yang kemudian menjadi milik tiga firma
berbadan hukum. Dunkin donuts ada di 31 negara(*) yang berada di Asia, Afrika,
Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Australia regions.
2. Regional: SilkAir
private limited salah satu contoh perusahaan penyedia jasa penerbangan yang
beroperasi di Asia region. Perusahaan
ini menyediakan jasa penerbangan di wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan dan
Cina sebagai subregion dari Asia region.
3. Nasional: Bakri Group merupakan contoh perusahaan milik
perorangan yang beroperasi di pasar nasional bergerak dalam berbagai bidang
seperti pertanian, real estate, perdagangan, bank, media, dan pertambangan.
Pangsa pasar tersebut kemudian mempengaruhi ciri –
ciri dari masing – masing kapitalisme:
1. Global:
· Transaksi
lintas batas lebih dalam, luas dan saling berhubungan
· Sumber daya,
kemampuan, produk dan jasa memiliki ruang gerak yang lebih
· Perusahaan
multinasional merupakan aktor utama dalam menciptakan dan menyebarluaskan
kesejahteraan dan berproduksi di lebih banyak negara
· Perubahan
keuangan yang riil pada pasar lintas batas dan terutama pada pertukaran kapital
dan pasar
· Profil
lokanasional transaksi lintas batas diubah oleh kemajuan teknologi dalam segala
macam pelayanan
(John H. Dunning, 2009: 13)
2. Regional
Karakter dari kapitalisme
regional, terutama dalam tendensi konvergensinya, ditentukan oleh insitusi regional yang bersifat
politik. Pada halaman 524 dinyatakan:
“Such convergent tendencies as we witness seem, by
contrast, to be the product either of regional institutional creation (as in
contemporary Europe) or of the coercive and regionally-specific interventions
of international institutions such as the IMF (as in South East Asia). Whether consensual or coercive, however, such
tendencies are contingent, contested and, above all, authored politically.”
3. Nasional:
- Adanya yang disebut
dengan instituionalist yang, menurut
Colin Hay (Review of International Studies, Vol. 26, No.
4 (Oct., 2000), p. 512), merupakan
keistimewaan dari kapitalisme nasional. Dijelaskan oleh Hay sebagai berikut:
“institutionalists have
consistently pointed to the distinctive institutional architecture and cultural
configurations of the state (both locally and nationally)”
Hay menegaskan dengan adanya karakteristik khusus dari
kapitalisme nasional yang berdasarkan pada kebudayaan Negara tersebut,
pemecahan akan permasalahan ekonomi jauh lebih spesifik dibandingkan
kapitalisme global. Institutionalist juga
disebut oleh Hay dengan culturalist.
Sehingga bisa dikatakan bahwa kapitalisme global tidak
memiliki ciri khusus selain bahwa cakupannya yang sangat luas, kapitalisme
regional diwarnai oleh unsur politik dan kapitalisme nasional diwarnai dengan
kekhususan budaya masing – masing Negara.
Lalu bagaimana dengan para kapitalis Indonesia dalam
melihat keragaman budaya di Indonesia?
(*) Aruba, Algeria, Argentina, Bahrain, Bahamas, Brazil, Bulgaria, Brunei, Canada, Cayman Islands, Chile, China, Colombia, Ecuador, Germany, Greece, Honduras, Indonesia, South Korea, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Mexico, New Zealand, Pakistan, Panama, Peru, Phillipines,
Russia, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Spain, Singapore, Thailand, Turkey, United
Arab Emirates, United States, Puerto Rico, Republic of China (Taiwan), Ukraine
References:
1. Miguel Angel
Centeno and Joseph Nathan, Global
Capitalism, Polity Press, 2010
2. John H.
Dunning, Global Capitalism at Bay?, Routledge Studies in International Business and the
World Economy, 2001
3. Colin Hay, Contemporary
capitalism, globalization, regionalization and the persistence of national
variation, British International Studies Association, Review of International Studies (2000), 26, 509-531
No comments:
Post a Comment