Positivisme Prancis (diambil dari buku Positivism
in Social Theory and Research tulisan Christopher G. A. Bryant). Ada
11 prinsip dalam tradisi Positivisme Prancis:
- Hanya ada satu dunia dan memiliki
eksistensi objektif
- Konstituen dunia dan hukum – hukum yang
mengatur pergerakannya dapat ditemukan melalui ilmu pengetahuan itu
sendiri, ilmu pengetahuan menjadi satu –satunya bentuk pengetahuan. Oleh
sebab itu apabila tidak dapat dijelaskan secara ilmu, tidak bisa
dijelaskan.
- Ilmu pengetahuan tergantung pada logika dan
observasi yang dikombinasikan
- Ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan
seluruh konstituen dunia, dan semua hukum – hukum yang mengaturnya, karena
kemampuan manusia untuk memberikan logika dan observasi adalah terbatas.
Pengetahuan keilmuan akan tetap ada berdasar pada tingkat pertumbuhan
intelektual yang diperoleh dan perkembangan organisasi sosial dari ilmu
pengetahuan.
- Apa yang mendasari seseorang dalam mencari
tahu mengenai dunia biasanya berdasarkan pada ketertarikan praktis dan
situasi di sekitarnya.
- Ada hukum – hukum atas perkembangan
historis yang penemuannya menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya,
memahami apa yang terjadi sekarang dan memprediksikan apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
- Masyarakat adalah realitas sui
generis yang dijelaskan dengan menyatakan bahwa masyarakat
adalah organisme yang keseluruhan karakter dan propertinya berkaitan
dengan kombinasi bagian – bagian dari organisme tersebut yang merupakan
pembentuk organisme tersebut.
- Tatanan sosial merupakan keadaan alami.
- Pilihan moral dan politik dicapai berdasarkan
pada ilmu pengetahuan.
- Penaklukan manusia karena hukum – hukum
alam dari sejarah dan masyarakat menghalangi evaluasi akan bentuk – bentuk
institusional dan kultural dalam berbagai hal dan tidak sejalan dengan
hukum – hukum alam tersebut.
- Paham positif, konstruktif menggantikan yang negative dan kritis. Positif, dan relatifitas juga menggantikan teologis dan
metafisikal, dan paham absolute.
Positivisme Amerika
Ciri – ciri utama positivisme Amerika, atau yang disebut sebagai
Positivisme Instrumental, adalah:
- Diutamakannya, dengan perbaikan, teknik –
teknik statistik dan instrumen penelitian
- Pengesahan akan konsepsi nominalis atau
individualistis dari masyarakat
- Keterhubungan dengan induksi,
verifikasionisme dan incrementalism
- Keterhubungan dikotomi (yang salah) fakta
dan nilai dengan konsepsi (kesalahpahaman) dari bebas – nilai
- Ditonjolkannya kelompok penelitian dan
pengadaan pusat – pusat atau institut – institut penelitian sosial terapan
Positivisme
Jerman
Positivisme
Jerman dan Austria
di dasarkan pada pemikiran Weber yang berlandaskan pada “Historical Economists”. Dan
kaitannya dengan ilmu sosial Weber menyatakan sebagai berikut:
“Tipe
ilmu sosial yang kita minati adalah ilmu empiris dari realitas konkrit
(Wirklichkeitswissenschaft). Tujuan kami adalah untuk memahami keunikan
karakteristik dari realitas yang menggerakkan kita. Kami ingin memahami
hubungan dan signifikasi kultural dari peristiwa – peristiwa tertentu pada
manifestasi kontemporer sehingga menjadi sejarah bagi mereka dan bukan
sebaliknya” (Bryant, 1985: 80)
Paradigma
Evolusionisme, dikatakan oleh
sebuah sumber dari website,
berlandaskan pada Positivisme Prancis:
“Comte
undertook to reconstruct the social and political organization, not on a
religious or political basis but with science as its foundation. His starting
point is an observation or examination of historico-social reality. Humanity,
according to Comte, possesses certain laws of evolution, according to which it
passes, as it were, through three stages: theological, metaphysical and
positive” (http://www.radicalacademy.com/philpositivists.htm)
Dan saya setuju dengan pendapat tersebut dengan
penjelasan dalam bentuk tabel yang membandingkan ciri – ciri Evolusionisme
dengan prinsip – prinsip Positivisme dalam tradisi Prancis:
Evolusionisme
|
Positivisme
Prancis
|
Memiliki landasan filsafat dimana gejala sosial budaya seperti gejala
alam
|
Tatanan sosial merupakan keadaan alami
|
Kebudayaan
mengalami suatu proses perubahan yang relatif lambat menuju sebuah sistem
yang relatif lebih kompleks
|
Ilmu pengetahuan tidak
dapat menemukan seluruh konstituen dunia, dan semua hukum – hukum yang
mengaturnya, karena kemampuan manusia untuk memberikan logika dan observasi
adalah terbatas. Pengetahuan keilmuan akan tetap ada
berdasar pada tingkat pertumbuhan intelektual yang diperoleh dan perkembangan
organisasi sosial dari ilmu pengetahuan.
|
Memiliki
model organisme dimana organisme tersebut mengalami perubahan
|
Masyarakat adalah realitas sui generis yang dijelaskan dengan menyatakan bahwa masyarakat
adalah organisme yang keseluruhan karakter dan propertinya berkaitan dengan
kombinasi bagian – bagian dari organisme tersebut yang merupakan pembentuk
organisme tersebut.
|
Bertujuan merumuskan hukum – hukum (karena berlandaskan pada espitemologi
Positivisme)
|
Ada hukum – hukum atas perkembangan
historis yang penemuannya menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya, memahami
apa yang terjadi sekarang dan memprediksikan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang.
|
Paradigma
Fungsionalisme menurut saya juga berlandaskan
pada Positivisme Prancis. Fungsionalisme, dengan tokohnya Malinowski,
dipengaruhi oleh Durkheim yang merupakan sosiolog Prancis. Pemikiran –
pemikiran Malinowski dalam paradigma ini adalah (diambil dari catatan Pengantar
Sejarah Teori Pengantar Antropologi Modern):
- Kebudayaan adalah seperti makhluk hidup yang
beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki hubungan fungsional. Budaya
juga sebagai functioning whole atau
keseluruhan yang berfungsi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
- Ciri penting makhluk hidup: memiliki elemen –
elemen atau unsur – unsur dimana unsur – unsur ini memiliki hubungan satu
sama lain.
- Penekanan pada fakta empiris
- Keberlanjutan suatu kebudayaan merupakan warisan sosial dan dapat dibuktikan, bukannya bersifat biologis atau biological heritage, yang kemudian diperoleh melalui proses belajar
Apabila diletakkan dalam bentuk tabel ciri Fungsionalisme (teori – teori Fungsionalisme) dengan prinsip Positivisme Prancis adalah:
Fungsionalisme
|
Positivisme
Prancis
|
Kebudayaan
adalah seperti makhluk hidup yang beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki
hubungan fungsional. Budaya juga sebagai functioning
whole atau keseluruhan yang berfungsi yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Ciri penting makhluk hidup: memiliki elemen – elemen atau
unsur – unsur dimana unsur – unsur ini memiliki hubungan satu sama lain
|
1. Masyarakat adalah realitas
sui generis yang dijelaskan dengan
menyatakan bahwa masyarakat adalah organisme yang keseluruhan karakter dan
propertinya berkaitan dengan kombinasi bagian – bagian dari organisme
tersebut yang merupakan pembentuk organisme tersebut.
2.
Apa yang mendasari seseorang dalam
mencari tahu mengenai dunia biasanya berdasarkan pada ketertarikan praktis
dan situasi di sekitarnya
|
Penekanan
pada fakta empiris
|
Ilmu pengetahuan tergantung pada logika dan observasi yang dikombinasikan
|
Keberlanjutan suatu kebudayaan merupakan warisan sosial dan dapat
dibuktikan, bukannya bersifat biologis atau biological heritage, yang kemudian diperoleh melalui proses
belajar
|
Ada hukum – hukum atas perkembangan
historis yang penemuannya menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya, memahami
apa yang terjadi sekarang dan memprediksikan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang
Ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan
seluruh konstituten dunia, dan semua hukum – hukum yang mengaturnya, karena
kemampuan manusia untuk memberikan logika dan observasi adalah terbatas.
Pengetahuan keilmuan akan tetap ada berdasar pada tingkat pertumbuhan intelektual
yang diperoleh dan perkembangan organisasi sosial dari ilmu pengetahuan
|
No comments:
Post a Comment