Pemahaman
saya dari membaca tuisan ini adalah bahwa suatu simbol dapat dimaknai secara
efektif apabila diletakkan pada suatu konteks atau dengan kata lain agar dapat
melihat struktur keseluruhan, seperti teks nyanyian sang Syaman pada saat
membantu persalinan yang sulit. Teks nyanyian tersebut, karena dinyanyikan pada
saat proses persalinan saja, menjadi lebih mudah untuk dimaknai karena ada
konteks melahirkan disitu. Dalam artikel ini, mitos akan adanya Muu yang
menyalahgunakan kekuasaannya sehingga mengakibatkan persalinan yang sulit dan
fakta bahwa setelah dilantunkannya nyanyian oleh Syaman yang kemudian
mengakibatkan persalinan menjadi lancar diletakkan pada konsep atau teori Freud
akan aspek psikologis. Mitos akan nyanyian Syaman yang kemudian juga dibarengi
dengan reaksi psikologis si Ibu itulah yang kemudian menimbulkan reaksi fisik
yang membantu kelahiran menjadi lancar.
Jelas bahwa tulisan ini menggunakan paradigma Strukturalisme dimana pada dasarnya
dibahas mengenai cara kerja pikiran manusia. Mitos dinilai sebagai suatu hal
yang tidak disadari (unconscious).
Laurence Coupe dalam tulisannya berjudul Myth
menyatakan bahwa Levi-Strauss dan Freud memiliki kesamaan dalam beberapa
asumsi dimana Mitos adalah suatu hal yang tidak disadari dan dimana kebudayaan
manusia berada dimanapun dan dikaraterisasikan dengan taboo terhadap incest dan
patricide (pembunuhan ayah). Namun
demikian keduanya berawal dari model yang berbeda yaitu dimana Freud
menggunakan model insting biologis sementara Levi-Strauss menggunakan model
bahasa. Pertanyaannya kemudian adalah
apakah kemudian kedua paradigma (Struturalisme dan Psikoanalisis) pada
dasarnya berbicara mengenai tingkat kesadaran (epistemologi?)?
No comments:
Post a Comment