Tema besar dalam pembacaan artikel ini adalah
konsumsi yang kemudian dikerucutkan pada kebutuhan dasar. Sub judul dari
artikel ini yaitu financial self-help
organizations and the quest for security telah menerangkan keseluruhan dari
artikel ini. Poin – poin yang menarik perhatian saya dalam artikel ini adalah,
pertama, digunakannya metode kuantitatif dalam penelitian yang kemudian
menghaislkan artikel ini. Kedua, bahwa pada saat dilaksanakan penelitian
ditarik asumsi bahwa responden memberikan jawaban berdasarkan pada permasalahan
– permasalahan terkini yang sedang mereka hadapi. The quest for security ditarik dari hasil survey yang menyatakan bahwa responden menghadapi permasalahan
ketenagakerjaan di mana mereka tidak memiliki pekerjaan. Security ini sendiri, menurut saya, dibutuhkan oleh karena beberapa
peristiwa yang membutuhkan pengeluaran seperti misalnya penyakit, kematian,
acara selametan, hajatan dan juga untuk bidang pendidikan. Security ini diperlukan dalam rangka mereka mempertahankan upacara
– upacara adat yang berhubungan dengan life
cycle. Dalam artikel ini juga diketengahkan bahwa tidak hanya hal – hal
yang berhubungan dengan life cycle
namun juga keinginan untuk mendapatkan barang – barang mewah juga mempengaruhi
hal tersebut.
Dalam kesimpulan dapat dilihat bagaimana
permasalahan tenaga kerja merupakan hal utama. Hal ini hampir senada dengan
artikel sebelumnya mengenai Asian Drama
dimana kemiskinan suatu negara dapat dilihat dari pendapatan per kapita dan
juga standar hidup. Yang menjadi pertanyaan saya kemudian adalah apakah semua
ini menuju pada kebutuhan untuk menyimpan uang? Kemudian bagaimana dengan
adanya pola pikir bahwa melakukan peminjaman uang tidak semata hanya masalah
untuk pemenuhan kebutuhan namun juga untuk tetap mempertahankan hubungan dengan
orang yang dihutangi atau dengan kata lain meminjam uang untuk menjaga
silaturahmi?
No comments:
Post a Comment